JATIUWUNG, iNewsTangsel.id - Stres merupakan hal yang lumrah terjadi di zaman yang penuh tantangan ini. Data World Health Organization tahun 2018 membuktikan kejadian stres di seluruh dunia terdapat sekitar 350 juta jiwa (WHO, 2018).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, sebanyak 6,1% masyarakat Indonesia dengan usia lebih dari 15 tahun memiliki gangguan mental emosional yang terdiri dari stres, kecemasan, dan depresi. Peningkatan kejadian stres di Indonesia juga terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebesar 9,8% di tahun 2018 dan meningkat sebanyak 6% dibandingkan data Riskesdas tahun 2013 (Riskesdas, 2018).
Stres dapat mengubah pola makan seseorang yang disebabkan terbentuknya respon berupa emosi negatif yang disebut dengan emotional eating. Emotional eating merupakan perilaku makan yang berlebihan saat individu sedang mengalami emosi atau perasaan negatif termasuk stres (Goldbacher et al., 2012).
Makan menjadi bentuk kompensasi diri untuk menghilangkan stres yang dirasakan (Sudargo et al., 2014). Oleh karena itu, emotional eating dapat terjadi di berbagai kalangan umur mulai dari remaja hingga lansia.
Pernahkah anda merasa ingin mengonsumsi makanan manis ketika sedang mengalami respon stres seperti kecewa, sedih, atau marah? Hal tersebut merupakan indikasi yang terjadi ketika anda sedang mengalami emotional eating karena keinginan untuk konsumsi makanan tertentu saat mengalami emosi negatif.
Individu yang sedang mengalami stress cenderung mengonsumsi “comfort food” yaitu makanan tinggi kalori seperti gula secara berlebih (Mohamed et al, 2020). Keinginan konsumsi makanan manis ketika mengalami emotional eating disebabkan oleh peningkatan hormon kortisol saat stres.
Apabila kita mengonsumsi makanan manis ketika stres, hormon kortisol akan merangsang insulin dan penyimpanan energi untuk menghambat produksi kortisol sehingga emosi negatif mereda untuk sementara (Tryon et al, 2015).
Emotional eating yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan asupan gula pasir berlebih dan meningkatkan kadar glukosa darah yang berdampak pada tekanan darah, peradangan, metabolisme tubuh serta meningkatkan resiko terkena penyakit tidak menular (PTM) seperti obesitas, diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan stroke.
Supaya emotional eating tetap terkontrol, pastikan membaca label informasi nilai gizi makanan atau minuman sebelum dikonsumsi dan mengikuti anjuran Kementerian Kesehatan yaitu batas konsumsi gula pasir 4 sendok makan perhari (50 gram).
Penulis : Susan Viviana
Editor : Hasiholan Siahaan