get app
inews
Aa Read Next : Berjarak Hanya 26,4 Kilometer dari Istana Negara, Ribuan Anak Terancam Kelaparan dan Kekurangan Gizi

Inflasi Mencapai Lebih 250%, Warga Mengais Sampah untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup

Kamis, 14 Maret 2024 | 07:19 WIB
header img
Pemerintahan Milei sendiri sempat menyatakan bahwa bulan Maret bisa menjadi "sulit". Tanda-tanda ketidakstabilan ekonomi terlihat, dengan penurunan penjualan, aktivitas, dan produksi. foto dok Sindonews

ARGENTINA, iNewsTangsel.id - Argentina negara di Amerika Selatan, saat ini menghadapi krisis terparah dalam sejarahnya. Tingkat inflasi mencapai lebih dari 250%. Biaya hidup di negara ini terus meningkat, mengakibatkan kekhawatiran dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah laporan yang dirilis bulan lalu menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan mendekati 60%, meningkat dari 40% tahun sebelumnya. Meskipun upaya reformasi dan pemotongan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah telah menunjukkan hasil yang cepat, penduduk terpaksa mengencangkan ikat pinggang mereka untuk bertahan hidup.

Inflasi diperkirakan meningkat sekitar 15,3% setiap bulannya, turun dari lebih dari 20% pada bulan Januari dan 25% pada bulan sebelumnya, namun tetap tinggi di atas 250% dalam satu tahun.

Merujuk kepada laporan dari Reuters, beberapa warga bahkan harus mengais sampah untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka. Mereka melakukan hal ini demi mencari makanan.

Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Javier Milei, yang beraliran libertarian, berusaha keras untuk menekan tingkat inflasi yang mencapai tiga digit dengan melakukan penghematan yang ketat. Meskipun langkah ini meningkatkan kondisi keuangan negara, namun memberikan tekanan yang sangat besar pada masyarakat.

"Kami memiliki beberapa kontainer di belakang tempat pembuangan sampah," ungkap Sandra Boluch, seorang pedagang buah dan sayur di Buenos Aires, Kamis (14/3/2024).

"Setiap kali kami membawa kotak, kami melihat sekitar 20 orang mendekat untuk mencari makanan yang bisa mereka bawa pulang," tambahnya.

Menurutnya, sebelumnya hal ini jarang terjadi. Namun sekarang, dia bertemu dengan lebih banyak orang setiap hari yang melakukan hal tersebut.

"Sebenarnya, ini sangat sulit dan menyedihkan karena melibatkan begitu banyak orang, terutama orang tua," jelasnya lagi.

"Ini benar-benar buruk," tambah Boluch.

Keresahan juga dirasakan oleh Ines Ambrosini, seorang pria berusia 62 tahun yang berbelanja di pasar grosir untuk mencari penawaran. Dia menyatakan bahwa kenaikan harga makanan sungguh parah.

"Semuanya mahal, mulai dari makanan, buah-buahan, sayuran, daging, hingga produk susu," katanya di platform yang sama.

"Datang ke pasar-pasar ini dapat membantu Anda menghemat uang," sindirnya.

Pemerintahan Milei sendiri sempat menyatakan bahwa bulan Maret bisa menjadi "sulit". Tanda-tanda ketidakstabilan ekonomi terlihat, dengan penurunan penjualan, aktivitas, dan produksi, bahkan setelah langkah-langkah penghematan berhasil menekan dana pensiun, gaji pegawai negeri, dan investasi publik.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut