JAKARTA, iNewsTangsel - Keturunan menjadi dambaan bagi setiap pasangan yang menikah dan membina rumah tangga. Namun, sulitnya mendapatkan kehamilan membuat sebagian orang merasa stres dan juga frustasi.
Kini, seiring perkembangan teknologi kehamilan bisa didapatkan melalui proses bayi tabung. Menurut dr. Lim Leijun, Direktur Medis dan Ahli Kesuburan dari Sunfert International Fertility Centre, melakukan hubungan intim tanpa menggunakan pengaman berpeluang mendapatkan kehamilan sebesar 15%. Meskipun peluangnya mungkin tampak kecil, seiring berjalannya waktu, probabilitasnya meningkat secara signifikan tentunya didukung dengan faktor utama.
“Jika dilihat selama setahun, peluangnya meningkat secara signifikan. Dalam setahun pernikahan, selama pasangan berhubungan seks secara teratur, ada hingga 84% kemungkinan hamil. Probabilitasnya bahkan meningkat lebih lanjut menjadi 92% pada tahun kedua,” ungkap dr Lim, dalam keterangannya, Rabu (17/4/2024).
Untuk mendapatkan kehamilan, kata dr. Lim, tentu harus dibarengi dengan faktor-faktor utama, misalnya sperma yang sehat dan masuk secara sempurna, gaya hidup yang baik, tidak merokok dan makan-makanan bergizi. Menjaga tubuh dan gaya hidup yang sehat, terutama berhenti merokok, sangat penting. Ini membutuhkan kesabaran dan mengambil langkah demi langkah sehingga mendapatkan kehamilan yang sempurna. Dan salah satu faktor lainnya adalah umur maksimal untuk meadapatkan kehamilan.
Lim mengungkapkan, jika dibandingkan dengan pria, wanita benar-benar tidak punya banyak waktu untuk disia-siakan karena jumlah telur yang dimiliki wanita tetap sejak lahir, dan seiring bertambahnya usia, kesuburan alaminya juga akan menurun.
Usia paling ideal bagi wanita untuk hamil adalah di bawah 35 tahun. Selama waktu ini, baik jumlah maupun kualitas telur berada pada puncaknya untuk kesuburan. Salah satu untuk membantu keberhasilan kehamilan yang mempunyai infertilitas adalah menggunakan teknologi modern membantu dalam reproduksi.
“Wanita berusia 35 tahun memiliki telur berusia 35 tahun, sedangkan sperma pria tidak 'menua' seiring bertambahnya usia. Bukan berarti pria tidak terpengaruh oleh usia dalam hal kesuburan, tetapi lebih tidak proporsional dibandingkan dengan wanita. Ini bisa menjadi faktor keberhsilan kehamilan,” papar dr. Lim.
Sedangkan untuk pria, harus mendapatkan kualitas sperma yang sehat. Analisis sperma (jumlah dan gerakan sperma), apakah fungsi seksual normal (menghadapi masalah seperti ejakulasi dini, disfungsi ereksi, dll) merupakan langkah yang tepat untuk melihat apakah pria mengalami masalah infertilitas.
“Jika seorang pasangan tidak dapat menghasilkan bayi secara alami, mereka masih dapat dibantu melalui berbagai teknik, dengan membekukan telur atau sperma menjadi pilihan yang baik. Atau yang biasa disebut dengan bayi tabung,” kata dr. Lim.
Dengan teknologi terkini masalah kesuburan bisa diatasi dengan proses sains yang canggih. Salah satu rumah sakit yang menawarkan program ini adalah Sunfert International Fertility Centre. Informasi lengkap mengenai program Bayi Tabung bisa mengunjungi laman https://www.sunfert.com/.
Editor : Hasiholan Siahaan