TANGSEL, iNewsTangsel - Industri fesyen di Tanah Air mengalami perkembangan yang begitu pesat dan tidak sedikit yang sudah mendunia. Namun demikian, industri fesyen Indonesia kerap menghadapi berbagai tantangan, mulai dari persaingan global yang begitu ketat hingga keberlanjutan.
Di luar itu, kemajuan teknologi juga membawa perubahan besar pada industri fesyen, mulai dari aspek desain hingga distribusi. Perubahan ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha yang berkecimpung di industri fesyen.
Dalam upayanya mendukung industri fesyen Indonesia, BINUS University menggelar acara Trendsetters Talk bertema “From Passion to Fame”. Acara ini sekaligus menandai hadirnya Fashion Program di Binus @Alam Sutera, Tangerang, Jumat (17/5/2024).
Pada acara tersebut, BINUS University menghadirkan sejumlah narasumber yang sudah berpengalaman di bidang fesyen. Salah satunya perancang busana muda Indonesia sekaligus Creative Creator dan Founder Studio JFW Andhika Surasetja.
Acara tersebut juga menghadirkan dua alumnus Fashion Program BINUS University, yakni RM Radinindra Nayaka Anilasuta dan Daciadhia Phoebehana.
Radinindra dikenal dengan label fesyen sendiri, yakni House of Radinindra. Sementara, Daciadhia menjadi Creative Director DACIA Official sekaligus Co-Founder Salmanda Plants dan Phoebe Living.
“Sebagai kampus yang dikenal sebagai Creative Business Campus, BINUS @Alam Sutera berkomitmen menggabungkan kreativitas dengan pemahaman bisnis yang kuat,” ujar Campus Director BINUS @Alam Sutera Profesor Lim Sanny, Jumat (17/5/2024).
Menurut Lim, program Fashion di BINUS @Alam Sutera memupuk kreativitas mahasiswa dalam menciptakan karya seni dalam bentuk busana, selain itu mahasiswa diberi pembelajaran dalam keterampilan bisnis.
“Mahasiswa diajarkan menjadi pengusaha sukses di industri fesyen dengan semangat local pride," ujar Lim.
Acara Trendsetters Talk dan peluncuran Fashion Program dimulai dengan sambutan dan perkenalan tentang Fashion Program di BINUS University. Selanjutnya pada segmen pertama, narasumber berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka tentang bagaimana menciptakan kesuksesan di industri fesyen yang dinamis. Segmen ini menginspirasi peserta, khususnya mahasiswa, untuk aktif berkontribusi dalam pertumbuhan masa depan industri fesyen yang inklusif.
Mereka diajak mendalami tren dan ide kreatif dalam bidang fesyen serta terus berinovasi dalam dunia fesyen.
Selama talk show berlangsung, narasumber membahas cara melihat tren fesyen lokal secara global dan menciptakan tren yang berkesan. Narasumber juga berbagi insight tentang cara menjadi pemimpin yang mampu menghadapi perubahan dan memanfaatkan peluang.
“Acara ini tidak hanya menunjukkan dedikasi kampus dalam mengembangkan bakat kreatif mahasiswa, tetapi juga bentuk komitmen untuk membekali mereka dengan keterampilan bisnis yang esensial,” ujar Andhika.
Editor : Hasiholan Siahaan