TANGSEL, iNewsTangsel - Sekitar 170 Kepala Keluarga (KK) di Perumahan Pesona Serpong, Tangerang Selatan, terdampak banjir pada Sabtu (25/5/2024) pagi.
Banjir disebabkan oleh luapan Sungai Cisadane yang mengalami kenaikan debit air sejak dini hari. Saat ini genangan air berangsur-angsur surut.
Pantauan di lokasi, warga yang terdampak sibuk membersihkan rumah dan perabotan mereka.
Meskipun banjir telah surut, banyak warga masih memarkir kendaraan di tempat yang lebih tinggi sebagai langkah antisipasi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang Selatan (BPBD Tangsel), Essa Nugraha, menyatakan bahwa warga terdampak sudah mulai kembali ke rumah masing-masing.
"Ada sekitar 170 lebih KK yang terdampak. Kami mendapat laporan sejak malam hari dan langsung terjun ke lokasi," ujarnya di lokasi terdampak banjir, dikutip Tangsel Pos, Sabtu (25/05/2024).
Essa menjelaskan bahwa banjir yang menggenangi Perumahan Pesona Serpong ini memiliki ketinggian beragam.
"Banjir dari pukul 01.30 dini hari dan surut jam 06.00 pagi. Pada malam hari, ketinggian mencapai 70 hingga 80 sentimeter, sementara jam 06.00 pagi menurun menjadi 10 hingga 20 sentimeter," jelasnya.
Warga sekitar mulai mengungsi sejak malam hari setelah menerima informasi langsung dari hulu sungai mengenai potensi banjir.
"Dari pukul 01.30 WIB, warga sudah mengungsi karena mereka mendapat info dari hulu soal peringatan dini. Jadi mereka sudah tahu kalau di hulu tinggi airnya dalam kondisi siaga," katanya.
BPBD Tangsel telah mendistribusikan bantuan langsung kepada warga terdampak banjir.
BPBD Tangsel telah mendistribusikan bantuan langsung kepada warga terdampak banjir.
"Kami langsung menyalurkan paket sembako tambahan gizi, paket perlengkapan keluarga dan peralatan bayi, serta snack. Saat ini ada lebih dari 300 paket yang disalurkan," tukasnya.
Permukiman warga yang berada di bantaran Sungai Cisadane memang sudah sering Langganan dilanda banjir, terutama karena dataran di permukiman tersebut cukup rendah dari permukaan air sungai.
“Beberapa bulan lalu juga parah banjirnya bisa sampai segenteng,”tutur warga.
Warga pun harus memindahkan kendaraan mereka ke tempat yang lebih tinggi agar tidak tergenang air.
Bahkan, beberapa warga terpaksa harus mengungsi untuk menyelamatkan diri sejak terjadinya banjir.
“Ya mau gimana lagi, kalau nggak ngungsi malah bahaya. Tapi tadi sudah banyak yang kembali karena sudah surut,”ujarnya.
Berdasarkan pantauan dari berbagai informasi warga, banjir yang sempat menutup akses ke permukiman warga tersebut kini telah mulai surut, dan aktivitas warga berangsur normal kembali.
Editor : Hasiholan Siahaan