ALAM SUTERA, iNewsTangsel.id -Pusat Kebugaran House of Metamorfit (HOM) mengungkapkan bahwa 80% anggota dari 15 cabang yang tersebar di Jabodetabek didominasi oleh perempuan. Di tiga lokasi di Tangerang Selatan dan Bogor, terdapat 400 anak-anak yang menjadi anggota klub HOM Kids Academy dengan minat yang terus meningkat. Hal ini disampaikan saat pembukaan cabang ke-15 HOM di Alam Sutera, yang telah menarik 280 anggota di awal beroperasi, di mana 90% di antaranya adalah perempuan.
Tasori Wasra, Founder & Chief Executive Officer HOM, menyatakan, “Sejak didirikan pada tahun 2018, HOM mengalami pertumbuhan yang stabil, meskipun sempat terhambat selama pandemi pada tahun 2020-2021. Namun mulai 2022 hingga sekarang, animo masyarakat untuk hidup lebih sehat semakin besar sehingga permintaan pusat kebugaran meningkat. HOM menangkap peluang ini dengan membuka cabang baru, guna menjalankan misinya menyehatkan seluruh anggota keluarga di Indonesia.”
Keunggulan HOM sebagai pusat kebugaran asli Indonesia terletak pada kenyamanan fasilitas dan layanan yang diberikan. “Sebagai boutique gym, kami ingin agar anggota kami merasa nyaman berlatih di tempat kami dengan suasana komunitas yang akrab, personalitas dalam mencapai target kesehatan, dan profesionalitas yang kami tawarkan,” tambah Jeanekewaty Sindy Niode, Founder & Chief Marketing and Operational Officer HOM, Sabtu (13/7/2024).
Ia melanjutkan, tren kebugaran di Indonesia mencakup beberapa faktor, seperti perubahan gaya hidup, peningkatan kesadaran kesehatan, dan kemajuan teknologi. Pasca pandemi, generasi muda dan penduduk perkotaan lebih menyadari pentingnya kesehatan sehingga menyisihkan pendapatan mereka untuk keanggotaan kebugaran. Peningkatan jumlah keanggotaan perempuan juga terlihat di fitness center kami, di mana mereka tertarik pada gerakan-gerakan positif tubuh serta kelas-kelas seperti yoga, pilates, dan dansa.
HOM dilengkapi dengan peralatan lengkap untuk membakar kalori serta membentuk dan mengencangkan tubuh. Dengan biaya keanggotaan yang terjangkau, anggota dapat mengikuti lebih dari 40 variasi kelas setiap minggunya tanpa batasan, mulai dari Poundfit, Muaythai, Classic Disco, Zumba, Aeroboxing, Vinyasa Yoga, TRX, Hatha Yoga, Yogalates, Mix Dance, Hip-Hop, hingga HOM Ride, Fit Fighting, dan ABT.
Adam Yudhitiyo, Founder & Chief Program Personal Trainer & Classes, menjelaskan, “Secara umum, ruang gim seringkali didominasi pria yang berfokus pada latihan beban dan binaraga, sementara perempuan cenderung aktif di kelas kebugaran berkelompok dan pelatihan fungsional. Namun, tren yang terjadi saat ini menunjukkan semakin banyak perempuan yang melakukan latihan kekuatan, dan semakin banyak pula pria yang mengikuti kelas yoga dan pilates. Ada keberbauran di antara keduanya, stereotype lama mulai ditinggalkan. Artinya, hasrat untuk sehat saat ini tidak terbatas pada gender tertentu; semua ingin mengoptimalkan fasilitas yang ada untuk meraih kesehatan dengan pengalaman yang lebih inklusif.”
Adapun contoh pelatihan fungsional yang kerap digemari antara lain squat (melatih kaki dan inti), lunges (keseimbangan dan koordinasi kaki dan bokong), step-up (gerakan seperti naik-turun tangga), planks (meningkatkan stabilitas inti dan kekuatan seluruh tubuh), dan kettlebell swing (mengembangkan kekuatan, simulasi gerakan mengambil dan mengayunkan benda).
Adam menggarisbawahi pentingnya perempuan latihan beban, yaitu untuk mencegah osteoporosis pasca menopause, di mana prevalensi osteoporosis usia 50-80 tahun sebesar 23% dan 53% pada usia 80 tahun ke atas. “Latihan beban juga dibutuhkan untuk mencegah dan mengontrol penyakit diabetes. Hal ini merujuk kepada data IDF pada 2021 yang menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-5 dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,4 juta, dan perempuan lebih rentan terkena diabetes.”
“Berbicara mengenai gaya hidup, setiap cabang kami memiliki keunikannya masing-masing. Contohnya, di salah satu lokasi didominasi oleh manula yang tetap ingin bugar di sisa perjalanan hidupnya. Mereka pun mengajak anak dan cucunya untuk ikut serta berlatih di tempat kami, sambil menjaga kakek-neneknya,” ujar Antony Lambean, Founder & Investor HOM. “Secara umum, dominasi perempuan sebagai anggota gim kami merupakan keunggulan tersendiri. Aspirasi yang kami tangkap, mereka cenderung ingin sehat bersama anggota keluarga lainnya, sehingga mengajak suami dan anak-anak untuk ikut serta. Hal ini selaras dengan misi kami untuk sehat bersama keluarga.”
Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd, Psikolog, mengamini pentingnya sehat sekeluarga, “Sangat meresahkan jika kita melihat banyak anak-anak saat ini yang kurang luwes secara fisik akibat terlalu lama dan sering berkutat dengan gawainya, apakah untuk bermain game, bersosial media, atau bahkan untuk tujuan positif seperti belajar dan riset mengerjakan tugas. Kompilasi semua aktivitas tersebut menyebabkan anak duduk manis di satu posisi statis, mengalami gangguan postural, yang tentu tidak baik bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.”
“Anak-anak sejak usia batita perlu dioptimalkan dan diimbangi aktivitas fisiknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna hingga remaja. Gerakan-gerakan dasar gimnastik hingga yoga, serta olahraga kelompok dan kompetisi, dapat memberikan dampak positif seperti perkembangan fisik (kekuatan, fleksibilitas, motorik, keseimbangan, koordinasi, dan kesehatan tulang), kognitif (fokus, konsentrasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah), emosional dan psikologis (rasa percaya diri, disiplin, kegigihan, melepas stres), serta sosial (menghargai, sportif, dan kerjasama tim). Inisiatif dan upaya HOM melalui berbagai kegiatan di HOM Kids Academy sangat tepat untuk menjawab tantangan keluarga saat ini, di mana semakin meningkatnya tren generasi muda terkena berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, ginjal, dan sebagainya,” papar Rosdiana.
Berdasarkan data survei KPAI, sebanyak 76,8% anak menggunakan gawai (smartphone, tablet, dan sebagainya), dengan 25,4% anak-anak menggunakannya lebih dari lima jam per hari. Data dari SGSI 2022 menunjukkan bahwa obesitas pada anak-anak usia 5-12 tahun mencapai 10,8% yang tergolong gemuk dan 9,2% obesitas, artinya 1 dari 5 anak mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, dengan salah satu faktor utamanya adalah kurangnya aktivitas fisik.
Editor : Hasiholan Siahaan