CIPUTAT, iNewsTangsel.id -Muhammad Chaerul, peneliti dan pengamat dari Centre for Islamic and Ethnic Studies (CIE), menilai bahwa gerakan buruh yang akan digelar pada peringatan Hari Tani semakin jauh dari tujuan memperjuangkan kesejahteraan petani. Ia mengatakan bahwa aksi tersebut telah berubah menjadi agenda politik yang membosankan dan merugikan petani.
“Aksi ini seharusnya berfokus pada kebutuhan mendasar petani, seperti akses lahan, harga pangan, dan kesejahteraan mereka. Namun, sayangnya, isu yang diangkat lebih bersifat politis, yang justru membingungkan dan membuat petani semakin jenuh,” kata Chaerul kepada media, Sabtu (21/9/2024).
“Masyarakat umum sudah lelah dengan tindakan mereka yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, padahal sebenarnya memanfaatkan isu Hari Tani untuk kepentingan elite buruh,” tambahnya.
Chaerul menganggap gerakan semacam ini tidak benar-benar memperjuangkan hak-hak petani, melainkan menyisipkan agenda politik tersembunyi. Ia juga menyoroti dampak negatif aksi tersebut terhadap masyarakat, terutama para pengguna jalan yang terganggu oleh kemacetan akibat demonstrasi.
Chaerul mengkritik narasi yang beredar di media sosial, di mana tuntutan para demonstran justru mengarah pada isu politik dengan seruan untuk menangkap dan mengadili Jokowi.
“Bagaimana mungkin dalam demo Hari Tani yang diangkat adalah isu tangkap dan adili Jokowi? Ini tidak masuk akal. Fokus seharusnya pada kesejahteraan petani, bukan pada isu politik,” tegasnya.
Ia menilai bahwa tuntutan semacam ini membuat esensi peringatan Hari Tani Nasional hilang. Momentum yang seharusnya digunakan untuk memperjuangkan hak-hak petani kini dipolitisasi untuk kepentingan kelompok tertentu.
“Masyarakat sudah jenuh melihat kegaduhan yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, padahal yang diuntungkan hanya kelompok politik tertentu,” kritik Chaerul.
Ia mengimbau masyarakat untuk lebih kritis dalam menyikapi aksi-aksi semacam ini, terutama yang sarat dengan kepentingan politik.
“Gerakan yang tidak menyentuh inti permasalahan petani hanya akan merugikan petani. Jangan sampai para petani ditunggangi oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan perjuangan petani,” tutupnya.
Editor : Hasiholan Siahaan