JAKARTA, iNewsTangsel.id - Kepala unit intelijen Iran yang dibentuk untuk melawan operasi Mossad, badan intelijen Israel, ternyata bekerja sebagai agen ganda untuk Israel, demikian diungkap oleh mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.
Ahmadinejad menyatakan bahwa pengkhianatan para agen ini menjadi faktor penting dalam berbagai operasi Mossad di Iran, termasuk serangkaian ledakan misterius yang terjadi di fasilitas nuklir Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu kejadian paling terkenal adalah pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh pada tahun 2020, yang diduga kuat melibatkan tim Mossad.
Pengungkapan ini kembali membangkitkan dugaan lama tentang infiltrasi Mossad ke dalam lingkaran intelijen Iran.
Ahmadinejad juga mengklaim bahwa 20 agen lainnya di unit tersebut berkhianat dan memberikan informasi sensitif kepada Israel, terutama terkait program nuklir Iran.
Ia menyatakan bahwa para agen ganda ini berada di balik beberapa operasi sukses Mossad di Iran, termasuk pencurian dokumen penting program nuklir Iran pada tahun 2018.
Dokumen yang dibawa ke Israel oleh Mossad tersebut kemudian dipaparkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang diyakini turut mempengaruhi keputusan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
"Kepala unit kontraintelijen yang membelot itu terungkap pada tahun 2021, tetapi ia dan para agen lainnya berhasil melarikan diri dari Iran dan kini hidup di Israel," kata Ahmadinejad mengutip dari Times of Israel, Jumat (4/10/2024).
Pengakuan Ahmadinejad ini memperkuat dugaan bahwa Mossad telah lama menembus lembaga-lembaga kunci di Iran.
Pada tahun 2022, mantan menteri yang juga penasihat mantan Presiden Iran Hassan Rouhani memperingatkan bahwa para pejabat senior di Teheran harus berhati-hati karena penyusupan agen Israel semakin mendalam.
Editor : Hasiholan Siahaan