JAKARTA, iNewsTangsel.id -Pertumbuhan anak adalah indikator utama kesehatan dan status gizi. Jika terjadi penurunan pertumbuhan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Maka, penting untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala. Karena proses diagnosis medis merupakan tahap awal yang sangat krusial dalam menentukann kondisi kesehatan. Namun, masih banyak kesalahan umum (pitfalls) yang terjadi saat diagnosis pada anak. Salah satunya, pada anak dengan perawakan pendek sehingga menyebabkan terlambatnya pemberian tata laksana yang tepat.
Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.), seorang Dokter Ahli Endokrin Anak dan ahli kesehatan anak serta peneliti pertumbuhan anak mengatakan, semua anak dengan stunting memiliki perawakan pendek. Tapi, tidak semua anak pendek menderita stunting. Hal ini menjadi salah satu kesalahan yang umum dalam diagnosis yang dapat berakibat pada penanganan yang tidak tepat bagi anak-anak dengan perawakan pendek.
“Dalam praktik sehari-hari, saya sering menemui berbagai kesalahan umum dalam diagnosis anak dengan perawakan pendek,” terang dr. Aman dalam acara bedah buku berjudul "Pitfalls pada Diagnosis Perawakan Pendek", di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Dia menjelaskan, masalah pertumbuhan anak bukan hanya masalah gizi. Untuk itu, perlu adanya pendekatan komprehensif dalam evaluasi masalah pertumbuhan anak yang melibatkan pemeriksaan riwayat keluarga, hormon, hingga kromosom, serta mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan emosional.
“Evaluasi pertumbuhan anak perlu dilakukan secara rinci menggunakan alat pengukur dan metode yang tepat, termasuknya penggunaan alat bantu kurva pertumbuhan yang sesuai dalam memantau pertumbuhan anak, serta pemahaman bahwa tidak semua anak pendek mengalami stunting. Bahkan, pertumbuhan anak yang abnormal memerlukan evaluasi lebih lanjut,” ungkapnya.
Editor : Hasiholan Siahaan