“Komunitas tunanetra ini mencakup berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari anak-anak sekolah hingga mahasiswa. Pembinaan mereka tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pengembangan keterampilan dan kemandirian. Kami memberikan bantuan berupa dana dan bingkisan Natal kepada yayasan yang selama ini bergantung pada dukungan pihak luar untuk keberlangsungan operasionalnya,” jelas Binsar.
Binsar berharap semangat Natal dapat dirasakan secara nyata, tidak hanya oleh jemaat gereja, tetapi juga oleh masyarakat luas. Dengan demikian, semangat kebersamaan, kasih, dan pembaruan diri dapat terus hidup di setiap hati, menjadikan Natal sebagai momen refleksi yang memberikan dampak nyata bagi kehidupan pribadi dan sosial.
“Kasih dan kepedulian sosial adalah inti dari perayaan Natal. Hal inilah yang selalu kami tekankan setiap tahun, agar menjadi pengingat bagi semua orang untuk menjalani kehidupan dengan semangat pembaruan, kasih, dan kepedulian terhadap sesama tanpa memandang perbedaan,” tutupnya.
Editor : Hasiholan Siahaan