SETELAH memahami akar sejarah dan fondasi spiritual yang membentuk watak perlawanan bangsa Yaman, kita memasuki dimensi yang lebih konkret: bagaimana negeri yang tidak mapan ini mampu membalik logika kekuatan dalam dunia modern? Bagaimana Yaman, dengan segala keterbatasannya, bisa menembus langit-langit pertahanan musuh yang secara teknologi dan finansial jauh lebih unggul?
Di sinilah bagian paling mencengangkan dari kisah Yaman: strategi pertahanan, intelijen, dan hubungan regional-global yang membentuk jaring kekuatan senyap tapi mematikan. Mereka tidak hanya bertahan. Mereka menyusun pola perlawanan yang presisi dan membuat lawan gentar untuk melangkah lebih dalam.
1. Ketahanan Asimetris
Yaman sadar bahwa mereka tidak mungkin menyaingi kekuatan militer konvensional dari Arab Saudi atau koalisi Barat. Maka mereka merumuskan strategi berbasis doktrin ketahanan asimetris, yaitu:
- Meminimalkan target statis,
- Meningkatkan mobilitas pasukan kecil,
- Menyebar pusat komando,
- Dan yang paling penting: menempatkan kehormatan dan harga diri sebagai bahan bakar tempur.
Baca Juga
Habib Rizieq Datangi Bapas Jakarta Pusat untuk Ambil Surat Bebas Murni
Mereka tidak takut mati karena mereka yakin bahwa kematian dalam kehormatan lebih mulia daripada hidup dalam pengkhianatan. Inilah bahan bakar utama yang tidak bisa dimiliki oleh tentara bayaran.
2. Mandiri dalam Keterbatasan
Di bawah tekanan embargo dan blokade sejak 2015, Yaman tidak hanya bertahan, tapi mengembangkan industri militer lokal:
Drone bersenjata seperti Qasef-2K dan Sammad-3, mampu menempuh ratusan kilometer dan menyerang dengan presisi.
Rudal balistik Badr-F dan Zulfiqar, yang diluncurkan ke target strategis seperti Aramco dan pangkalan militer Saudi.
Teknologi yang digunakan bukan tiruan murahan, tetapi hasil modifikasi cerdas dari sistem-sistem Iran, Rusia, dan Tiongkok yang dibongkar ulang secara lokal.
Menariknya, para insinyur dan teknisi mereka bukan lulusan MIT, tapi anak-anak muda lokal yang lahir dari medan perang, belajar dari pengalaman dan ideologi.
3. Informasi adalah Senjata
Ansarullah tidak hanya kuat di medan perang, mereka juga sangat efektif dalam kerja intelijen:
Mampu membongkar jaringan spionase Saudi dan UEA di dalam negeri.
Menangkap dan mempublikasikan agen ganda, termasuk yang terhubung ke AS dan Israel.
Menyusup ke sistem komunikasi militer lawan dan menggagalkan operasi sebelum dilaksanakan.
Mereka memahami bahwa dalam perang modern, informasi lebih menentukan daripada peluru. Dan mereka menguasai medan itu dengan disiplin, kerahasiaan, dan kesetiaan penuh.
4. Yaman Tidak Sendirian
Meskipun sering digambarkan “sendirian”, Yaman sesungguhnya adalah bagian dari Poros Perlawanan (Axis of Resistance):
Terhubung secara spiritual, ideologis, dan logistik dengan Iran.
Mendapatkan dukungan moral dan taktis dari Hizbullah Lebanon.
Terhubung dengan jaringan perlawanan di Irak, Suriah, dan bahkan kelompok pembela Palestina.
Baca Juga
Yaman Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper Amerika Serikat
Namun uniknya, Yaman tetap menjaga karakter khasnya sendiri. Mereka tidak menjadi satelit siapa pun, bahkan tidak “disetir” Teheran. Hubungan mereka adalah aliansi yang setara dan saling menghormati dalam semangat anti-zalim.
5. Babak Baru Perlawanan
Sejak perang Gaza 2023, Yaman mengambil langkah tak terduga:
Menyerang kapal-kapal kargo yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.
Mengganggu jalur pelayaran internasional sebagai bentuk tekanan nyata terhadap agresor.
Meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel—tindakan yang hanya berani dilakukan oleh kekuatan yang berani menanggung semua akibatnya.
Langkah ini mengirim pesan: Yaman tidak hanya membela tanahnya, tapi juga berdiri bersama rakyat tertindas dunia, khususnya Palestina.
6. Menanam Ketakutan di Pihak Lawan
Yaman secara konsisten memanfaatkan perang psikologis:
Publikasi video peluncuran rudal dengan narasi heroik.
Pidato Sayyid Abdul Malik al-Houthi yang penuh retorika keberanian dan perlawanan spiritual.
Penyebaran informasi bahwa mereka memiliki senjata rahasia yang belum digunakan—yang bahkan diklaim bisa menjangkau wilayah strategis musuh.
Hal ini menciptakan efek gentar dan kelelahan mental di pihak lawan yang secara fisik mungkin unggul, tapi secara psikis semakin rapuh.
7. Rakyat Adalah Garda Terdepan
Yang paling membuat Yaman tak terkalahkan adalah fakta bahwa seluruh rakyat adalah bagian dari sistem pertahanan:
Anak-anak, perempuan, dan lansia memiliki semangat yang sama dalam membela tanah air.
Tidak ada narasi kalah di tengah penderitaan; yang ada adalah tekad melanjutkan perlawanan.
Setiap warga merasa menjadi bagian dari misi sejarah, bukan sekadar korban konflik.
Baca Juga
AS dan Inggris Serang Houthi di Yaman, Perang Timur Tengah Meluas
Ini adalah kekuatan yang tidak bisa dilatih di barak militer. Ini adalah kekuatan yang tumbuh dari luka dan cinta yang mendalam kepada tanah air dan keadilan.
Negara Miskin, Tapi Punya Strategi Mewah
Yaman mungkin tidak punya satelit mata-mata. Tapi mereka punya mata hati. Mereka mungkin tidak punya jet tempur siluman, tapi mereka punya kehendak yang tak terlihat. Mereka tidak dikawal sistem pertahanan elektronik canggih, tapi mereka dikawal oleh doa orang-orang tertindas dan cita-cita yang luhur.
Harga diri Yaman bukan hanya nilai moral. Ia kini telah menjadi kekuatan militer, kecerdasan strategi, dan simbol global, yang bahkan tak bisa dihancurkan oleh bom-bom pintar.
Oleh Hasyim Arsal Alhabsi,
Deputi Bidang Perhubungan DPP Partai Demokrat
Editor : Hasiholan Siahaan