get app
inews
Aa Text
Read Next : Seres E1 Edisi 'Scuto Signature' Resmi Mengaspal, Langsung Diserahkan ke Pembeli Pertama

Sebelum Hadiri Konklaf di Vatikan, Kardinal Suharyo Support Gerakan Asa Belarasa

Sabtu, 03 Mei 2025 | 21:30 WIB
header img
Jelang keberangkatan ke Vatikan mengikuti Konklaf, Ignatius Kardinal Suharyo Support kegiatan Asa Gerakan Belarasa

JAKARTA, iNews Tangsel.id- Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo memulai perjalanannya, pada Sabtu (3/5) bertolak ke Vatikan untuk mengikuti konklaf, yakni sidang tertutup para kardinal Gereja Katolik guna memilih Paus baru. 

Pemilik nama lengkap Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo ini sendiri merupakan Kardinal Elektor yakni seorang Kardinal yang memenuhi syarat memilih dan dipilih menjadi Paus.

Kardinal Suharyo menjadi satu satunya Kardinal dari Indonesia yang akan bergabung bersama total 135 Kardinal dari seluruh dunia yang mengikuti konklaf yang dijadwalkan akan berlangsung pada 7 Mei 2025, menyusul wafatnya Paus Fransiskus.

Sebelum bertolak ke Roma, Kardinal Suharyo terlebih dahulu menghadiri acara Asa Gerakan Belarasa yang digelar oleh Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ) di Museum Nasional, Jakarta untuk semakin mengasah belarasa kepedulian kepada sesama terutama mereka yang lemah miskin,tersisih.

“Saya tidak membuat persiapan apa-apa. Yang membuat persiapan adalah para kardinal yang sudah ada di Roma sana, dan nanti datang saja dengan hati terbuka dan pikiran terbuka mengikuti proses Conclave ini,” ujar Ignatius Kardinal Suharyo disela sela acara ada gerakan  yang digelar di Museum Nasional, Sabtu (3/5/2025).

Dia begitu meyakini bahwa nantinya proses konklaf akan berlangsung dalam penyertaan Tuhan, sehingga hasilnya merupakan bagian dari rencana ilahi. “Saya yakin karena bukan hanya kami-kami kardinal ini yang akan memilih. Tetapi dengan bimbingan Tuhan yang selalu berjanji untuk menyertai Gereja, penyertaan itulah yang kita andalkan,” tambahnya.

Ketika ditanyakan terkait sosok yang akan terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik menggantikan Paus Fransiskus, Suharyo menyebut tidak ada yang bisa memprediksi. “Memang ada macam-macam suara, macam-macam tuntutan, tetapi nanti yang akan terjadi di dalam ruang konklaf itu tidak tahu kita,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia pun menambahkan bahwa dirinya berharap bahwa konklaf dapat menghasilkan pemimpin gereja Katolik layaknya Paus Fransiskus yang digambarkan oleh seorang penulis biografi Paus Fransiskus itu yang kemudian berubah pandangannya tentang Paus Fransiskus seorang pemimpin yang semula dia membayangkan kepemimpinan 

"Sejauh saya ikuti ini masa berkabung 9 hari ya setiap hari ada ibadah dan dalam ibadah itu ada kotbah dan sebagian besar kotbah berharap supaya model kepemimpinan model Paus Fransiskus itu dilanjutkan tapi bukan seperti kepemimpinan yang kita bayangkan bukan kepemimpinan heroik leadership namun menjadi Wounded Shepherd gembala yang terluka karena penderitaan manusia,”urainya.

Dengan statusnya seorang Kardinal Elektor yakni seorang Kardinal yang memenuhi syarat memilih dan dipilih menjadi Paus, ketika ditanyakan apabila dirinya terpilih menjadi kandidat menjabat tugas mulia sebagai Paus.

“Itu tidak akan pernah terjadi nda nda mungkin akan terjadi,”responnya seraya tertawa 

Sebagai Kardinal Suharyo menjadi satu dari sedikit tokoh gereja Asia termasuk salah satunya Kardinal Luis Antonio Tagle yang turut ambil bagian dalam pemilihan Paus, mencerminkan posisi penting Gereja Katolik Indonesia dalam komunitas global.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut