get app
inews
Aa Text
Read Next : Siap Hadirkan Teror Penggangu Keharmonisan Hubungan Suami Istri, Dasim Tayang 15 Mei 2025

Film Jodoh 3 Bujang Perjuangan Cinta Wujudkan Pernikahan Terbentur Sekat Budaya dan Status Sosial

Kamis, 19 Juni 2025 | 23:20 WIB
header img
Film Jodoh 3 Bujang Perjuangan Cinta dan Menikah Terbentur Sekat Budaya dan Status Sosial tayang mulai 26 Juni 2025/ foto dokumentasi Starvision

JAKARTA, iNewsTangsel.id- Film terbaru rumah produksi Starvision Jodoh 3 Bujang yang mengambil genre romcom alias komedi romantis ini sukses membalut fenomena yang terjadi di Makassar yaitu nikah kembar dan uang panai yang menghadirkan pesan kuat dan relevan bagi masyarakat, khususnya mengenai esensi cinta dan pernikahan.

Produser film Jodoh 3 Bujang, Chand Parwez Servia, mengatakan bahwa film ini merupakan sebuah film komedi yang dibalut dengan cerita keluarga keturunan Bugis-Makassar.

Dia menuturkan bahwa film ini bukan hanya membawa tawa saja, tetapi memberikan refleksi tentang cinta dan juga perjuangan menembus batas sekat budaya dan status sosial mengenai uang panai dan nikah kembar.

“Jodoh 3 Bujang ini tak hanya membawa komedi segar, tetapi memperlihat bagaimana latar belakang cerita yang kuat dari sebuah keluarga Bugis-Makassar yang memiliki tradisi pernikahan kembar dan uang panai. Cerita film ini bukan hanya menampilkan rasa tawa, tetapi juga merefleksikan tentang perjodohon, dan juga arti dari sebuah perjuangan,” ujar Chand Parwez Servia saat Press Screening Film “Jodoh 3 Bujang” pada Kamis (19/6) di Epicentrum XXI.

Parwez berharap film ini bisa memberikan kehangatan dan bisa menyatukan sebuah satu keluarga dengan segala dinamika pasang surut kehidupan yang terjadi didalam namun dengan cinta dan komunikasi semua hal itu akan menjadi indah.

“Film ini juga bisa mengajarkan bahwa ketika kita memiliki pasangan, sayangilah pasangan kita dan kejarlah ketika kita sudah yakin bahwa itu jodoh kita dan bagi yang belum mempunyai pasangan segera untuk mencari,” sambung Chand Parwez Servia.

Jourdy Pranata salah satu pemeran utama membagikan pandangannya terhadap film tersebut. Dalam film ini, Jourdy berperan sebagai Fadly, kakak pertama yang frustasi menjadi jodoh karena diburu-buru oleh keluarga agar bisa melakukan nikah kembar.

Dia mengaku untuk memerankan karakter kakak pertama di film tersebut, Jourdy mengaku memiliki beberapa kesamaan dengan karakternya tersebut.

"Part yang dia anak pertama, punya dua orang adik,belum punya jodoh, terus mau mengalami banyak rejection di kiri-kanan, lalu ada proses pencarian, sayang sama keluarga, bagaimana caranya Fadly melihat kebudayaan itu adalah sebuah hal yang sangat dia junjung tinggi," ujar Jourdy Pranata.

Tak hanya karakter dalam filmnya, Jourdy juga mengaku suka dengan sikap dan semangat Fadli sebagai kakak pertama. Bahkan, pertama membaca ceritanya, Jourdy mengaku sangat related dengan karakter Fadly.

"Dengan masalah yang dia hadapi, tapi dia tidak menyerah dan tidak memilih untuk egois sama semuanya.Bagaimana cara semuanya tuh kawin. Jadi pas baca langsung, oke gue relate, gas," sambungnya.

Lawan main Jourdy Maizura asal Makassar, Sulawesi Selatan mengungkapkan pandangan  mengenai inti pesan yang ingin disampaikan film ini: bahwa cinta yang tulus adalah sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan angka atau materi.

"Cinta yang tulus, buat aku pribadi, mungkin sesuatu yang tidak dinilai dengan angka gitu ya," kata Maizura.

Salah satu elemen budaya yang menjadi sorotan film ini adalah tradisi uang panai alias mahar dalam pernikahan adat Bugis-Makassar yang memiliki peran krusial dalam alur cerita.

Alih-alih mengkritik secara pedas, film "Jodoh 3 Bujang" justru menjelaskan bagaimana tradisi itu penting untuk dihayati maksud baiknya. Lebih lanjut, film ini juga menyoroti pentingnya kesadaran pernikahan, bukan sebuah paksaan.

"Pernikahan sehat itu harus dari kesadaran, bukan dari paksaan," ujar Maizura, mengisyaratkan bahwa alur cerita "Jodoh 3 Bujang" akan mengeksplorasi dinamika hubungan yang didasari oleh pilihan tulus dari hati pasangan.

Pesan kunci lain yang diusung yakni kebutuhan akan ruang komunikasi yang baik dalam setiap hubungan."Cinta harus berdampingan dengan ruang yang baik juga, ruang komunikasi yang baik juga dengan keluarga," jelasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa filmnya nanti tidak hanya berfokus pada romansa semata, melainkan juga pada fondasi komunikasi yang sehat sebagai penopang utama sebuah ikatan.

Sementara itu, film ini menjadi debut film panjang Arfan Sabran, sutradara yang sebelumnya dikenal lewat film dokumenter berjudul "Ininnawa: An Island Calling", pemenang Piala Citra FFI 2022.

Sutradara film ini Arfan Sabran menjanjikan alur cerita yang menghibur dengan konflik tapi dibalut komedi, serta diiringi lagu-lagu populer seperti "Seberapa Pantas" dari Sheila On 7, "Celengan Rindu" milik Fiersa Besari, "Bersamamu" yang dinyanyikan oleh Jaz.

Dengan sentuhan lokal yang kuat dan konflik yang menarik, "Jodoh 3 Bujang" diharapkan tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab yang tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut