Distribusi E-Commerce Belum Merata, Tantangan di Logistik
JAKARTA, iNewsTangsel.id - Indonesia diproyeksikan memiliki potensi ekonomi digital hingga USD360 miliar pada 2030. Namun, pemerataan akses masih menjadi tantangan besar, terutama di luar kawasan metropolitan.
Selama ini, distribusi produk yang terpusat di Jabodetabek membuat ongkos kirim tinggi dan waktu pengiriman panjang. Sehingga konsumen di daerah tier 2 dan 3 menghadapi hambatan untuk menikmati layanan e-commerce secara setara.
Chief Operating Officer SIRCLO, Danang Cahyono mengungkapkan, padahal sektor e-commerce diproyeksikan menyumbang hingga 50 persen dari total ekonomi digital pada 2025. Karena permintaan belanja online di luar kota besar menunjukkan pertumbuhan signifikan.
“Kami mencatat, transaksi dari luar Jawa meningkat hampir sembilan kali lipat dalam periode 2020–2024. Sementara jumlah konsumen tumbuh delapan kali lipat. Fenomena ini menunjukkan, potensi besar pasar e-commerce di luar metropolitan, tetapi infrastruktur logistik masih menjadi titik lemah,” katanya.
Dia memaparkan, di negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, membuat pemerataan layanan e-commerce terhambat karena mahalnya ongkos kirim dan waktu pengiriman yang panjang sering menjadi tantangan utama.
“Menjawab tantangan itu, kami menghadirkan Multi Origin Go To Market (MOGTM). Ini adalah strategi yang menghubungkan brand dengan distributor lokal untuk memperluas jangkauan pasar secara lebih efisien dan mendekatkan produk ke konsumen di berbagai wilayah,” terangnya.
Dia mengaku, strategi ini dinilai efektif untuk memangkas ongkos kirim dan mempercepat pengiriman. Bahkan, beberapa distributor regional yang menerapkan pendekatan ini melaporkan peningkatan volume penjualan, kapasitas gudang, serta perluasan jaringan distribusi hingga ke kawasan timur Indonesia.
“Dengan strategi ini, pesanan dapat dipenuhi dari lokasi terdekat, sehingga ongkos kirim menurun, waktu pengiriman lebih singkat. Brands kini dapatmenerapkan model MOGTM untuk menjangkau pasar yang sebelumnya sulit diakses,” imbuh Danang.
Editor : Elva Setyaningrum