get app
inews
Aa Text
Read Next : Happy Salma dan Christine Hakim Ramaikan Panggung Amal Tutur Puan

Christine Hakim : Keluarga sebagai Ruang Menumbuhkan Nilai Kemanusiaan

Jum'at, 19 Desember 2025 | 12:25 WIB
header img
Christine Hakim, Ikon Prestasi Pancasila 2019. Foto Elva

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Nilai keluarga tidak semata dimaknai sebagai hubungan darah atau pasangan hidup, tapi juga mencakup relasi sosial yang dibangun atas dasar cinta, kepedulian, dan tanggung jawab kemanusiaan. Prinsip inilah yang menjadi pegangan seorang aktris senior sekaligus Ikon Prestasi Pancasila 2019, Christine Hakim, dalam menjalani kehidupan pribadi maupun peran sosialnya.

Menurut dia, setiap individu yang berada dalam lingkaran kerja dan pengabdiannya diperlakukan layaknya keluarga sendiri. Nilai kasih sayang, perhatian, dan keadilan tidak boleh dibedakan, sebagaimana memperlakukan anak atau anggota keluarga inti. 

“Keluarga adalah fondasi awal dalam menanamkan nilai-nilai dasar kemanusiaan yang kelak akan tercermin dalam kehidupan bermasyarakat,” tegasnya di Jakarta, Jumat (19/12/2025). 

Dalam perjalanan hidup dan kariernya, Christine menekankan, setiap manusia memiliki proses dan tanggung jawab masing-masing. 

“Peran sebagai ibu, misalnya, bukan hanya soal membesarkan anak secara biologis, tetapi juga membekalinya dengan nilai, kepekaan sosial, dan daya tahan moral untuk menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks,” ungkapnya. 

Dia menjelaskan, kondisi dunia saat ini tidak selalu bergerak ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, tantangan utama manusia bukan hanya menjadi baik, tetapi mampu bertahan agar tidak terjerumus dalam kehancuran nilai dan perpecahan sosial. 

“Di titik inilah, Pancasila dinilainya tetap relevan sebagai dasar hidup berbangsa dan bernegara. Karena Pancasila bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan agam,” terangnya. 

Dia menambahkan, pengalaman panjangnya di dunia seni peran turut membentuk kepekaan tersebut. Proses riset mendalam, memahami karakter, hingga menghidupkan peran di depan kamera menjadi sarana untuk terus mengasah empati. 

“Dari peran perempuan pejuang hingga karakter antagonis, saya belajar, musuh utama manusia bukan sesama, melainkan hilangnya kepekaan moral yang membuka ruang bagi perpecahan,” paparnya. 

Editor : Elva Setyaningrum

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut