get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir Bandang Aceh-Sumatera, Badan Geologi RI Ungkap 3 Pemicu Mengerikan

Ikon Wisata Guci Tegal Disapu Banjir Bandang, Dugaan Pemicunya Terungkap!

Senin, 22 Desember 2025 | 05:13 WIB
header img
Banjir bandang Sungai Kali Gung menghantam kawasan wisata Pemandian Air Panas Guci di Kabupaten Tegal pada Sabtu, 20 Desember 2025. (Foto: ist)

TEGAL, iNewsTangsel - Banjir bandang Sungai Kali Gung menghantam kawasan wisata Pemandian Air Panas Guci di Kabupaten Tegal pada Sabtu, 20 Desember 2025. Penyebab utama diduga berkurangnya tutupan hutan akibat alih fungsi lahan menjadi pertanian sayuran di lereng Gunung Slamet.

Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman mengakui bahwa lahan kritis dan gundul di hutan lindung menjadi pemicu utama bencana ini. Ia menekankan perlunya tindakan cepat untuk mengatasi risiko banjir serupa di masa depan.

“Lahan kritis di kawasan hutan lindung yang gundul akan ditanami pohon, dan tahun 2026 untuk pengadaan bibit pohonnya akan kami siapkan,” kata Ischak Maulana Rohman dalam keterangannya, Minggu (21/12/2025). 

Pengawasan lintas sektor akan ditingkatkan melibatkan TNI-Polri, Perhutani, BKSDA Jawa Tengah, dan pemerintah pusat. Pemetaan lahan kritis menjadi prioritas untuk mencegah deforestasi lebih lanjut di lereng Gunung Slamet.

Banjir bandang merusak berat fasilitas ikonik seperti TWA Pancuran 13 milik BKSDA, Pancuran 5 milik Pemkab Tegal, serta kolam renang swasta. Material tanah dan batuan juga menghancurkan jaringan pipa air panas yang menjadi andalan warga dan pelaku usaha penginapan.

“Yang terdampak langsung banjir DAS Kali Gung seperti Pancuran 13, Pancuran 5, dan kolam renang Barokah milik swasta memang belum bisa diakses hari ini,” ucap Ischak. 

Aktivitas wisata di Guci secara keseluruhan masih berjalan karena banyak destinasi alternatif tetap aman. Pancuran 13 sebagai ikon utama belum bisa digunakan hingga perbaikan selesai.

Pancuran 5 diperkirakan kembali beroperasi mulai Senin, 22 Desember 2025 setelah pembersihan material banjir rampung. Warga Desa Guci dan Rembul bergotong royong dengan TNI-Polri, BPBD, serta Perhutani untuk membuka sumber mata air panas.

“Kami terus memantau pembersihan lokasi untuk percepatan agar Pancuran 13 ini bisa kembali normal dan jaringan pipa air panas bisa tersambung kembali,” kata Ischak. BKSDA Jawa Tengah menargetkan pembersihan Pancuran 13 selesai dalam tujuh hari ke depan.

Di tengah pemulihan, okupansi penginapan Guci mencapai 90 persen menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. BPBD Tegal intensifkan pemantauan cuaca sebagai early warning system untuk antisipasi bencana susulan bagi wisatawan dan warga.

Editor : Aris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut