Dia akrab dengan tumpukan sampah. Mainannya pun adalah barang rongsok yang dibuang orang lain kemudian diperbaiki ayahnya.
Semasa kecil Anna tidak pernah keluar seperti anak-anak seusianya. Dia hanya bisa menghabiskan waktu di tumpukan sampah, menemani sang ayah bekerja dengan truknya. Bahkan penghasilan ayah dan ibunya terkadang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi itu memaksa Anna untuk mengandalkan hidup dari belas kasih orang lain. Mendiang buyutnya, seorang biarawati Budha, sering mendapat makanan dari jemaat.
Makanan itu sering dibagikan kepada keluarga Anna.
"Jangan dibatasi oleh tempat lahir Anda. Dengan tekad yang cukup kita bisa mengubah hidup," kata Anna, dikutip dari Bangkok Post, Kamis (4/8/2022).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait