Rafael menyatakan bahwa sistem Spyder berhasil menghentikan drone "dalam situasi operasional yang menantang, mencapai serangan langsung dan efektif."
Pabrikan pertahanan tersebut menggambarkan pengujian ini sebagai "yang pertama dari jenisnya" dan mempublikasikan video intersepsi di mana sistem Spyder terlihat menangkal drone dengan rudal.
Sistem Spyder menggunakan dua jenis rudal, yaitu Derby dan Python, keduanya termasuk dalam konfigurasi baru. Menurut pernyataan lembaga tersebut, sistem ini memiliki jangkauan maksimum antara sembilan dan 25 mil, serta ketinggian intersepsi maksimum 3,7 dan 7,5 mil.
Diketahui, sistem pertahanan ini dianggap melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh Iron Dome, terutama dalam hal mobilitas. All-in-One Spyder diklaim "menyediakan aset pertahanan udara yang lincah, otonom, yang mampu dikerahkan dengan cepat dalam hitungan menit, di medan yang menantang, dan dengan waktu reaksi yang singkat," sesuai dengan lembar fakta dari Rafael.
Perusahaan tersebut menegaskan bahwa mereka menyediakan pertahanan udara dengan "jejak logistik yang diminimalkan" untuk melindungi pasukan bergerak dan lokasi sensitif.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait