JAKARTA, iNewsTangsel.id - Dari debat capres semalam hari Minggu 4 Februari 2024 ada peristiwa di mana Bapak Ganjar menanyakan pernyataan Pak Prabowo Subianto bahwa ‘calon pemimpin yang lebih memilih internet gratis adalah orang yang otaknya lamban’. Kemudian, di klarifikasi Pak Prabowo Subianto bahwa ‘Yang di maksud adalah rakyat miskin bila disuruh memilih apakah makan siang gratis atau internet gratis’.
"Namun saat ditanya Pak Ganjar Subianto apakah setuju dengan program internet gratis Pak Prabowo Subianto setuju," kata Ketua Umum DPP Jaringan Alumni HMI dan Muslimin Indonesia Pro Ganjar Mahfud (Ketum JAHMI GAMA), H Ato' Ismail ST.
Dari peristiwa tersebut dapat di simpulkan bahwa karakter Pak Prabowo Subianto lantang merendahkan orang lain bila berada di tengah pendukungnya namun ciut saat berhadapan dengan orang yang di rendahkannya.
Kemudian, visi-misi program kerja kedepan juga tidak kuat secara metodologi dan aplikasi lapangan, sehingga mudah dipatahkan argumentasinya seperti program makam siang gratis yang memerlukan 450 triliun rupiah setiap tahun.
"Padahal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia hanya sekitar 3.300 triliun dengam pendapatan negara sekitar 2.800 triliun. Rakyat memerlukan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari termasuk makan siang bukan minta makan siang gratis dari negara," ucapnya.
Salah satu alasan bangsa Indonesia merdeka dari penjajah, ujar Ato' Ismail, karena tidak mau tanahnya diambil paksa oleh pihak penjajah, namun sekarang tanah Indonesia yang subur banyak di kuasai oleh investor asing.
Sedang rakyat hanya jadi penonton dan celakanya lagi pekerja asing yang didatangkan ke perusahaan asing tersebut serta pajaknyapun banyak yang tidak dipungut, karena ada tax holiday atau pembebasan pajak demi kata-kata pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan pemimpin seperti inilah yang perlu dirubah, sehingga rakyat tidak lagi miskin dan bisa mendapatkan pekerjaan di negara Indonesia yang luas, tanahnya subur, dan kaya akan sumber daya alam," ujarnya.
Kasus kegagalan food estate dan pembelian pesawat bekas merupakan contoh lain bagaimana kegagalan kepemimpinan seorang Prabowo Subianto.
"Pak Ganjar Pranowo mengatakan bahwa jangan memilih orang yamg memiliki rekam jejak pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan terlibat politik dinasti serta terlibat korupsi kolusi nepotime (KKN)," tuturnya.
Ato' Ismail mengungkapkan berdasarkan keputusan Dewan Kehormatam Perwira terkait kasus penculikan dan pembunuhan mahasiswa dan aktifis demokrasi tahun 1997-1998 terbukti Prabowo Subianto adalah dalang pelanggaran HAM tersebut, sehingga beliau di ecat dari TNI dan Tim Pencari Fakta kasus penculikan dan pembunuhan mahasiswa dan aktifis demokrasi tahun 1997-1998 terbukti Pak Prabowo Subianto adalah dalang pelanggaran HAM tersebut.
Sedangkan, Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto yakni Pak Gibran Rakabuming Raka terlibat politik dinasti karena Gibran merupakan anak dari presiden Jokowi yang masih menjabat saat pemilu presiden 2024 di laksanakan.
Para guru besar dan civitas akademika universitas besar di Indonesia seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (Unhas), Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Universitas Andalas (Unand) dan lain lain.
"Banyak yang menyuarakan agar demokrasi di Indonesia dikawal dan diselamatkan, karena kasus pelanggaran etik hakim Mahkamah Konstitusi (MK), intimidasi ke lawan politik oleh oknum aparat negara, penggunaan dana bansos untuk memenangkan satu pasangan calon presiden, oknum aparat negara mendukung salah satu pasangan calon presiden, politik dinasti, penghalalan segala cara oleh penguasa untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden," ujarnya.
Akibat menghalalkan segala cara Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memberikan sanksi peringatan keras kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari dan enam anggotanya, Senin (5/2/2024). Sanksi diberikan lantaran KPU menerima pendaftaran Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024.
"Maka dapat disimpulkan bahwa pasangan Pak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tidak memenuhi karakter pemimpin yaitu sidiq, amanah, fatonah, dan tabligh," ucapnya.
Presiden Soekarno Sang Proklamator, Ato' Ismail, adalah contoh pemimpin yang memiliki karakter sidiq , amanah, fathonah dan tabligh sehingga rakyat percaya dan bersatu melawan penjajah yang sangat kuat serta berhasil memerdekakan Indonesia.
Setelah merdeka dibawah pimpinan Presiden Soekarno banyak sekolah, universitas, rumah sakit, jalan, irigasi, bendungan, gedung olah raga termasuk GBK Senayan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibangun dan dibuat.
Presiden Soekarno berhasil mempengaruhi negara di benua Asia dan Afrika dan Benua Amerika untuk merdeka dari penjajahan, karena karakter kepemimpinan Soekarno dan idiologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang merupakan karya pendiri bangsa dipimpin Soekarno karenanya nama Soekarno lebih dikenal di dunia dibanding Negara Indonesia.
"Agar rakyat dan bangsa Indonesia bisa adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT perlu dipimpin oleh orang yamg memiliki empat karakter dasar pemimpin yang bisa dilihat dari prestasi dan rekam jejaknya saat di DPR RI, Gubernur Jawa Tengah yakni Pak Ganjar Pranowo dan rekam jejak sebagai Menteri Pertahanan, anggota DPR RI, Ketua Mahkamah Kostitusidan Menkopolhukam pada Pak Mahfud MD," ujarnya.
Editor : Mochamad Ade Maulidin
Artikel Terkait