"Kami menyambut baik kerja sama ini mengingat potensi jagung yang sangat besar di Nusa Tenggara Barat. Semoga kerja sama ini memberikan manfaat dan keberlanjutan. Apa yang kita lakukan ini untuk mengantarkan kebaikan bagi kita semua," kata Kepala Bulog NTB, Raden Guna Dharma.
Ketua Presidium PPN, Yudianto Yosgiarso, juga mengungkapkan apresiasinya kepada pemerintah dan semua pihak yang telah menjalin kerja sama ini. Ia menyebut kontribusi jagung pakan mencapai 50 persen dari biaya produksi industri peternakan. "Jagung pakan sangat menentukan besarnya harga telur yang diproduksi oleh para peternak. Kami mendukung upaya Badan Pangan Nasional untuk membentuk ekosistem pangan yang saling bekerja sama," ujarnya.
Menurut KSA BPS, neraca jagung pada Januari hingga September 2024 masih mengalami surplus sekitar 30 ribu ton, dengan produksi jagung bersih diperkirakan mencapai 10,43 juta ton, sementara kebutuhan 10,40 juta ton. Untuk Provinsi NTB, potensi luas panen pada Juli hingga September 2024 mencapai 32.906 hektar.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait