JAKARTA, iNewsTangsel.id - Badan Pangan Nasional (NFA) mengapresiasi sinergi yang kuat antara berbagai stakeholder dalam upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung nasional. Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya kerja sama ini dalam menanggapi MoU yang terjalin antara Bulog Wilayah NTB dan peternak rakyat yang tergabung dalam Pinsar Petelur Nasional (PPN) pada Senin (22/7/2024) di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
"Kerja sama yang solid antara berbagai pihak sangat penting untuk memastikan ketersediaan jagung yang cukup dengan harga yang stabil. Kami berterima kasih kepada para petani yang telah bekerja keras, Bulog yang berkomitmen untuk menyerap, dan Pinsar sebagai entitas perunggasan yang membutuhkan pasokan jagung pakan yang kontinu," ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024) di Jakarta.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, yang hadir menyaksikan MoU tersebut, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah nyata daerah dalam menyelesaikan masalah jagung. "Ini langkah responsif yang dilakukan untuk melakukan stabilisasi pangan, khususnya jagung. Ketika ada informasi terkait produksi jagung berlebih di NTB, langsung dilakukan komunikasi. Upaya ini memberikan perluasan jangkauan distribusi yang lebih merata sehingga harga jagung tetap stabil di tingkat petani," ujar Ketut.
Ketut juga berharap ke depan Pemda dapat menyerap jagung sebagai cadangan jagung pemerintah di luar cadangan beras pemerintah. "Tujuannya ada dua, pertama untuk menjaga kekuatan stok, dan kedua untuk melindungi petani agar harga tidak jatuh saat panen raya. Penyerapan hasil panen untuk stok CPP sangat penting," ungkapnya.
MoU antara Bulog NTB dengan peternak PPN ini merupakan komitmen di mana Bulog akan mengoptimalkan penyerapan jagung petani dan menyalurkannya ke PPN untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan ternak ayam di wilayah Jawa. Dalam MoU tersebut, disepakati bahwa Bulog akan mengirim 1.300 ton jagung pipilan kering kepada Koperasi PPN.
"Kami menyambut baik kerja sama ini mengingat potensi jagung yang sangat besar di Nusa Tenggara Barat. Semoga kerja sama ini memberikan manfaat dan keberlanjutan. Apa yang kita lakukan ini untuk mengantarkan kebaikan bagi kita semua," kata Kepala Bulog NTB, Raden Guna Dharma.
Ketua Presidium PPN, Yudianto Yosgiarso, juga mengungkapkan apresiasinya kepada pemerintah dan semua pihak yang telah menjalin kerja sama ini. Ia menyebut kontribusi jagung pakan mencapai 50 persen dari biaya produksi industri peternakan. "Jagung pakan sangat menentukan besarnya harga telur yang diproduksi oleh para peternak. Kami mendukung upaya Badan Pangan Nasional untuk membentuk ekosistem pangan yang saling bekerja sama," ujarnya.
Menurut KSA BPS, neraca jagung pada Januari hingga September 2024 masih mengalami surplus sekitar 30 ribu ton, dengan produksi jagung bersih diperkirakan mencapai 10,43 juta ton, sementara kebutuhan 10,40 juta ton. Untuk Provinsi NTB, potensi luas panen pada Juli hingga September 2024 mencapai 32.906 hektar.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait