TERNATE, iNewsTangsel.id - Di tengah gemuruh air yang meluap dan puing-puing yang berserakan, tim penyelamat dari Basarnas dan berbagai elemen gabungan terus berjuang dengan penuh keberanian dalam operasi pencarian korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Pulau Ternate, Maluku Utara. Bencana yang terjadi pada 25 Agustus 2024 pukul 04.00 WIT ini menyisakan duka mendalam dengan korban jiwa yang terus bertambah.
Namun, di balik tragedi ini, lahir kisah-kisah heroik para penyelamat yang berpacu dengan waktu untuk menemukan korban yang masih mungkin bertahan. Hari keenam operasi pencarian (H.6) menjadi saksi upaya keras mereka yang tak kenal lelah. Hingga saat ini, 18 korban ditemukan meninggal dunia, dan 8 orang selamat dari amukan banjir. Salah satu penyintas, Risman Abd Latif (51), mengisahkan bagaimana ia berhasil selamat dengan bertahan di atas pohon selama beberapa jam sebelum ditemukan tim penyelamat.
Perjuangan Tanpa Henti
Pada 30 Agustus 2024, tim SAR gabungan kembali melakukan pencarian sejak pagi hari, dibantu oleh anjing pelacak (K-9) dari Polda Maluku Utara. Alat berat seperti ekskavator dan bulldozer dikerahkan untuk memudahkan akses ke area yang tertutup lumpur dan reruntuhan. Setiap detik dalam pencarian ini sangat berharga, karena harapan untuk menemukan korban hidup semakin menipis seiring berjalannya waktu.
“Saat pertama tiba di lokasi, pemandangan yang kami hadapi sangat memprihatinkan. Kami tahu, kami harus bekerja cepat namun tetap hati-hati untuk memastikan semua korban bisa ditemukan,” ujar salah satu anggota tim SAR.
Tantangan di Lapangan
Selain medan yang sulit, cuaca juga menjadi tantangan tersendiri. BMKG melaporkan kondisi berawan dengan hujan ringan hingga sedang serta angin dengan kecepatan mencapai 16 km/jam. Hal ini menghambat visibilitas dan memperlambat proses pencarian di beberapa titik.
Namun, tekad tim penyelamat tidak surut. Setiap titik yang diduga terdapat korban diupayakan untuk dijangkau. Bahkan, beberapa anggota tim harus turun langsung ke sungai yang alirannya masih deras untuk mencari kemungkinan korban terseret banjir.
Koordinasi dan Kolaborasi yang Solid
Operasi pencarian ini melibatkan lebih dari 20 instansi, termasuk Basarnas Ternate, Korem 152/Babullah, BPBD Kota Ternate, dan relawan dari berbagai organisasi. Sinergi antar-lembaga ini terbukti vital dalam mempercepat evakuasi korban. Selain itu, masyarakat setempat juga turut membantu dengan memberikan informasi yang dapat memandu tim penyelamat ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.
Di posko utama Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate, suasana hening menyelimuti saat briefing sore hari setelah pencarian dihentikan sementara. Evaluasi dilakukan untuk mempersiapkan strategi yang lebih efektif di hari berikutnya. Operasi akan dilanjutkan pada 31 Agustus 2024 pukul 07.00 WIT dengan harapan masih ada korban yang bisa diselamatkan.
Harapan di Tengah Tragedi
Meski situasi semakin kritis, harapan untuk menemukan korban selamat masih ada. Masyarakat setempat dan keluarga korban tetap menantikan kabar baik dari tim penyelamat. Setiap detik adalah perjuangan yang dipersembahkan untuk menyelamatkan nyawa di tengah tragedi ini.
Banjir bandang ini tidak hanya menjadi ujian bagi warga Ternate, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya kesiapan dan kolaborasi dalam menghadapi bencana. Dengan semangat "Satu Jiwa, Satu Rasa," Tim SAR gabungan terus membuktikan bahwa mereka siap berkorban untuk menyelamatkan setiap nyawa yang masih mungkin terselamatkan.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait