JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pemerintah Indonesia tengah menggencarkan program cetak sawah baru seluas 3 juta hektar. Program Ini dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan di tengah tantangan global dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Sehingga program ini menjadi bagian dari langkah strategis dalam menghadapi ancaman krisis pangan global serta menjaga stabilitas nasional di sektor pertanian.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia yang diperkirakan mencapai 330 juta pada tahun 2050, kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat pesat. Karena saat ini, lahan pertanian yang ada sudah semakin terbatas akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan industri dan perumahan.
“Oleh karena itu, cetak sawah baru menjadi solusi krusial untuk memperluas area produksi beras, komoditas pangan utama bangsa," katanya di Jakarta, Senin (28/10/2024).
Dia menjelaskan, program yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo ini selain karena faktor domestik, juga karena dinamika global yang berperan penting dalam urgensi cetak sawah ini. Apalagi, dengan ketidakpastian ekonomi global, perubahan iklim, dan terganggunya rantai pasokan pangan internasional akibat berbagai konflik geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina, memperparah kondisi pangan dunia.
"Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar, tak bisa bergantung pada impor pangan. Kemandirian dalam sektor pertanian menjadi semakin vital untuk menghadapi ketidakpastian ini.
Maka, program cetak sawah ini tentu akan diintegrasikan dengan program pertanian modern yang memanfaatkan teknologi, seperti penggunaan benih unggul, irigasi modern, dan mekanisasi pertanian,” terangnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait