Artinya jika siswa tidak punya kemampuan soft skill, bisa ketinggalan karena yang hard skill sudah banyak digantikan oleh robot.
“Saya mendorong kemampuan soft skill, ditambahkan dengan mata pelajaran seperti IA dan coding yang juga menjawab tantangan zaman,” ujarnya.
Para siswa juga harus punya kemampuan pengetahuan tinggi, yakni harus tahu, serba bisa, terampil, kapabel, dan lain sebagainya.
Tentu hal itu harus ditunjang dengan memiliki kecerdasaran emosional sebagai syarat beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat.
Jika kemampuan tersebut dimiliki, menjadi pintu dasar terciptanya sumber daya manusia (SDM) mumpuni yang menjawab tantangan zaman. Pihaknya akan terus mendorong hal tersebut agar syarat bangsa maju bisa terpenuhi.
“Saya meyakini jika kemampuan soft skil diasah, adaptasi terhadap dunia yang kian cepat bisa ditangkap, SDM hebat akan tercipta. Ini yang harus ada dalam pikiran generasi muda,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan, Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Pamulang Dameis Surya Anggara menambahkan, kemampuan numerasi dan literasi menjadi basis dasar siswa dalam menjawab tantangan zaman. Ia mengungkapkan, menghitung dan membaca tidak hanya pada satu aspek saja.
Apalagi zaman yang kian berubah, bikin numerasi dan literasi juga harusnya juga mengalami transformasi, meski secara konsep sama. Namun mengalami perubahan dalam hal pengembangan nalarnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait