CEO Ceria Group, Derian Sakmiwata, menyatakan bahwa perusahaan telah menyiapkan peta jalan untuk menjadi pemain global dalam industri nikel dan bahan baku baterai kendaraan listrik (EV battery material producer).
"Smelter ‘Merah Putih’ kami menggunakan teknologi RKEF dengan tungku terbesar di Indonesia berkapasitas 72 MVA, mampu menghasilkan feronikel dengan kadar nikel 22 persen. Selain itu, fasilitas HPAL akan memproduksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) untuk bahan baterai EV," ungkap Derian dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/12/2024).
Smelter Ceria Group dirancang dengan standar keberlanjutan tinggi yang mengadopsi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Teknologi canggih yang digunakan memungkinkan efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan minimisasi emisi.
"Smelter ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global tetapi juga memastikan manfaat hilirisasi dirasakan langsung oleh masyarakat," tambah Derian.
Ceria Group juga mendapatkan Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, memastikan 100 persen energi yang digunakan bersumber dari energi terbarukan.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait