ALAM SUTERA, iNewsTangsel.id - Kabar membanggakan datang dari ranah pendidikan mode Tanah Air. Tim mahasiswa Fashion Program BINUS University sukses bakal mencuri perhatian di ajang internasional bergengsi, HKTDC Fashion InStyle 2025. Acara yang digelar pada Selasa, 29 April 2025 di Hong Kong Convention & Exhibition Centre, Wan Chai, menjadi saksi bisu bagaimana kreativitas anak bangsa mampu memadukan kekayaan budaya Indonesia dengan sentuhan desain modern yang memukau pecinta mode global.
Dalam kesempatan istimewa ini, para mahasiswa BINUS University yang terdiri dari 8 desainer muda akan mempersembahkan koleksi bertajuk “Rebirth of Tradition.” Karya inovatif ini bukan sekadar deretan fashion mode, melainkan sebuah narasi visual yang mengangkat kembali keindahan dan filosofi budaya Indonesia ke dalam konteks mode kontemporer. Empat koleksi istimewa dipamerkan, masing-masing membawa cerita unik dari dua wilayah eksotis Indonesia; tiga koleksi terinspirasi dari warisan budaya Sumba yang kaya, dan satu koleksi yang memancarkan pesona dari tanah Batak di sekitar Danau Toba.
Salah satu koleksi yang berhasil mencuri sorotan adalah “Contrarium” dari brand LEOM, buah karya kreatif Alifa Muthmainnah dan Michelle Leonardi. Koleksi ini dengan apik merepresentasikan kekuatan spiritual dan kekayaan alam Sumba yang memukau melalui detail ornamen yang halus, siluet busana yang lembut mengalir, serta penggunaan simbol-simbol tradisional yang sarat makna seperti Mamuli dan kuda Sumba yang ikonik. Palet warna putih bersih yang mendominasi koleksi ini menjadi simbol ekspresi spiritual yang mendalam dan memancarkan kesucian.
Tak kalah memukau, brand SHAZEL yang digawangi oleh Shanelle Callista dan Anzelda Adriana Soesilo juga mempersembahkan koleksi bertema budaya lokal yang terinspirasi dari keindahan Mamuli dan gerakan dinamis tarian tradisional Ningguharama dari Sumba. Perpaduan harmonis antara anyaman tali modern yang inovatif dengan elemen rumbai yang dinamis memberikan kesan kuat tentang bagaimana warisan budaya yang luhur dapat terlahir kembali dalam balutan busana modern yang memiliki karakter kuat dan daya tarik visual yang memikat.
Dua brand lainnya, Maesya & Faeyza serta Yondiori, turut menyumbangkan interpretasi unik mereka atas kekayaan budaya Sumba dan Batak yang beragam. Melalui sentuhan desain yang progresif dan kreatif, setiap karya yang ditampilkan mencerminkan semangat para mahasiswa dalam menyuarakan identitas budaya bangsa melalui medium fashion yang universal. Keberanian mereka dalam mengeksplorasi dan mengolah warisan budaya menjadi sebuah karya fashion modern patut diacungi jempol.
Partisipasi aktif Fashion Program BINUS University dalam ajang HKTDC Fashion InStyle 2025 bukan hanya sekadar pameran, melainkan sebuah langkah strategis yang membuka cakrawala para mahasiswa terhadap dinamika industri mode internasional yang kompetitif. Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga bagi para calon desainer muda untuk mempresentasikan karya mereka secara langsung di hadapan para buyer global, perwakilan media internasional, serta audiens mode lokal di Hong Kong. Interaksi langsung ini memberikan feedback berharga dan membuka peluang kolaborasi di masa depan.
"Keikutsertaan mereka menjadi bukti nyata komitmen BINUS University dalam mendukung pengembangan potensi mahasiswa sebagai desainer muda yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga memiliki visi global dan mampu berdaya saing di kancah internasional. Lebih dari itu, partisipasi ini juga menjadi platform yang efektif untuk mengangkat dan memperkenalkan keindahan budaya Indonesia di mata dunia melalui kreativitas generasi muda," kata Ratna Dewi Paramita, Head of Fashion Program BINUS University dalam konferensi pers di BINUS Alam Sutera, Selasa (22/4/2025).
Shanelle Callista, desainer di balik brand SHAZEL, mengungkapkan bahwa ajang HKTDC Fashion InStyle 2025 adalah pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan.
“Saya dapat memperkenalkan karya saya kepada audiens internasional dan terhubung dengan pelaku industri dari berbagai negara,” ungkap Shanelle.
“Kesempatan ini juga menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus mengeksplorasi kreativitas dan memperkuat identitas desain saya sebagai perancang muda dari Indonesia,” sambungnya.
Senada dengan Shanelle, Alifa Muthmainnah dari LEOM menambahkan bahwa partisipasinya dalam acara ini lebih dari sekadar menampilkan hasil ide dan kreasi.
“Bagi saya, dapat berpartisipasi dalam acara ini bukan hanya sebatas menampilkan hasil dari ideasi dan kreasi, melainkan kesempatan emas untuk memperkenalkan kualitas kreatif muda Indonesia serta kulturnya yang harapannya dapat dipromosikan ke kancah yang lebih luas, terutama di pasar Asia,” ungkapnya.
Ia juga merasa terdorong untuk terus menciptakan karya yang tidak hanya mencerminkan identitas pribadi, tetapi juga menafsirkan kembali kekayaan budaya lokal ke dalam desain kontemporer.
Kehadiran BINUS University dalam ajang HKTDC Fashion InStyle 2025 sejalan dengan visi dan misi universitas untuk memberdayakan dan mengembangkan masyarakat melalui pendidikan berkelas dunia. Para mahasiswa didorong untuk menjadi agen perubahan yang inovatif dalam industri mode, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai luhur budaya dan keberagaman Indonesia.
Fashion Program BINUS memiliki harapan besar agar industri fashion Indonesia terus bertumbuh menjadi lebih inklusif, inovatif, dan relevan secara global tanpa kehilangan akar budaya lokal yang menjadi identitas bangsa. Selain melahirkan desainer dengan ciri khas yang kuat, program ini juga berupaya menumbuhkan kolaborasi lintas bidang dan mendukung praktik fashion yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Editor : Aris
Artikel Terkait