Menurut Unhas, pihaknya selalu menerima pasien dan memberikan perawatan yang diperlukan. Termasuk melakukan penanganan di luar ruang IGD. Unhas mengklaim kapasitas IGD yang terbatas pada saat kejadian menyebabkan beberapa pasien harus menunggu antrean.
"Prioritas utama tetap diberikan kepada pasien dengan kondisi yang paling gawat dan membutuhkan penanganan segera,” tulis Unhas dalam keterangan tersebut.
RS Unhas menjelaskan, kronologi peristiwa itu dimulai pada Senin, 28 April 2025, pukul 21.30 WITA. Seorang pasien laki-laki berusia 66 tahun tiba di depan IGD RS Unhas menggunakan ambulans. Petugas keamanan segera memanggil perawat yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap pasien yang masih berada di atas ambulans.
Kemudian perawat yang bertugas memeriksa tanda vital pasien di atas ambulans dan menjelaskan bahwa ruang IGD saat itu penuh. Ada delapan pasien, serta terdapat dua pasien lain yang sedang menunggu antrean masuk IGD.
Perawat kemudian memanggil Dokter S untuk segera memeriksa pasien di atas ambulans sambil melaporkan hasil pemeriksaan tanda vital. Dokter S segera keluar dan memeriksa pasien. Dia memeriksa kesadaran pasien yang tampak tidak sadar namun memberikan respons membuka mata saat dipanggil.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait