Infirmari bertugas mengumpulkan surat dari para kardinal yang sedang sakit dan tidak bisa datang ke Kapel Sistina. Kemudian, surat-surat suara dihitung berulang sebelum disematkan dengan jarum menjadi sebuah bundel.
Profesor Hukum Kanon, Kurt Martens mengatakan, hanya ada satu putaran pemungutan suara pada malam hari, kemudian akan dapat dilihat hasilnya.
Apabila tidak ada pemenang atau kardinal yang memperoleh dua per tiga dari total suara, surat suara akan dibakar di tungku menggunakan tambahan bahan kimia agar asap menjadi hitam. Bila terdapat pemenang, surat suara juga dibakar menggunakan bahan kimia yang membuat asap berwarna putih.
Kurt menuturkan, pemilihan putaran pertama biasanya menghasilkan kardinal-kardinal prioritas saja. Setelah itu, konklaf dilanjutkan pada hari berikutnya dengan dua pemungutan setiap pagi dan dua pengambilan suara saat sore.
Sampai seorang memenangkan suara, para kardinal akan terus berdoa dan merenung selama proses pemilihan tersebut. Ketika asap putih keluar dari cerobong asap, lonceng juga akan dibunyikan untuk memberikan isyarat pada masyarakat bahwa Paus baru telah terpilih. Sebelum itu, selama proses konklaf, petugas pemadam kebakaran Vatikan bersiaga untuk memadamkan asap.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait