Ingin Ikuti Jejak Sukses Agak Lain, Podcast GJLS Garap Film Layar Lebar Terinspirasi Kisah Nyata?

Thomas Manggala
Grup podcast GJLS Siap Ikuti Jejak Agak Lain buat film layar lebar

JAKARTA, iNewsTangsel.id-Grup Podcast GJLS yang terdiri dari Hifdzi Khoir, Rigen Rakelna dan Ananta Rispo siap membawa tawa dalam medium film layar lebar yang disutradarai Monty Tiwa yang berjudul GJLS: Ibuku Ibu-ibu. Lewat film ini mereka bertiga bisa mengikuti jejak kesuksesan Agak Lain.

Film layar lebar yang menampilkan kekocakan sekaligus kekonyolan grup komedi GJLS terdiri atas tiga komedian Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir, yang telah dikenal lewat podcastnya yang menghibur publik dengan komedi khas mereka. 

Film GJLS: Ibuku Ibu-ibu terinspirasi dari kisah nyata salah satu personelnya, Hifdzi Khair. Namun kata Ananta Rispo, cerita tersebut tidak dibuat sangat mirip menggambarkan dinamika tiga bersaudara, Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir. Mereka yang tidak bisa diandalkan dan sama-sama memiliki sifat absurd dan egois, kompak melakukan sebuah misi, menggagalkan pernikahan ayahnya.

"Jadi bapaknya Hifdzi nikah lagi. Inspired by Hifdzi. Kalau bapaknya Hifdzi 4 bulan, kalau kita 6 bulan," kata Ananta Rispo dalam konferensi pers di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan belum lama ini.

Cerita film ini kemudian dikolaborasikan dengan imajinasi Monty Tiwa sebagai sutradara. Sosok yang juga ada di balik kesuksesan film Danur ini akhirnya memiliki ide judul."Ide awalnya, saya lupa. Kalau nggak salah saya awalnya tanya, judul yang cocok apa? Karena sudah berbagai opsi kita obrolin," kata Monty Tiwa.

Setelah berdiskusi, tercetus nama 'Ibuku Ibu-ibu'. Terdengar aneh memang, namun bagi Monty Tiwa judul itu mewakili identitas trio GJLS alias nggak jelas."Kalau dengar kan, aneh banget, nggak jelas, yasudah itu GJLS. Ukurannya, goblok banget. Ini memang kita patenkan film tergoblok, orang-orangnya goblok," terang Monty Tiwa.

Monty Tiwa lantas menyoroti diksi 'goblok' yang diucap. "Kedengerannya, goblok, tapi nggak juga," tuturnya.

Selain menonjolkan diksi goblok, ketertarikan Monty Tiwa menggarap film GJLS karena apa yang terjadi di set syuting, kadang melanggar atau menabrak aturan yang berlaku.

"Saya berani bilang film ini yang berani menabrak aturan, pakem. Tapi, bukankah begitu, Indonesia?. Tapi, bukankah begitu, Indonesia? Aturannya kayak apa? Kok dilanggar? Kayaknya undang-undangnya gitu, tapi kok boleh?" imbuhnya.

Merujuk pada fenomena goblok ini, Monty Tiwa mengatakan, sekaligus saja dirinya membuat film yang melanggar pakem tapi serasa seperti yang dialami masyarakat."Jadi setiap hari kita kalau baca berita seperti digoblok-goblokin sekalian aja, jangan-jangan kalau film ini keluar, penonton akan.. wah kayak kita nih," tutur sineas 48 tahun ini.

Alhasil, film ini menghadirkan bukan sekadar hiburan biasa, namun juga pengalaman emosional yang unik. Berbeda dari film-film sebelumnya, kali ini sutradara Monty Tiwa justru menyesuaikan dengan GJLS

"Penonton akan ketawa dan nangis. Tapi di scene komedi mereka nangis, di scene sedih mereka ketawa," kata Monty Tiwa.

Monty Tiwa mengatakan tidak ada "racikan khusus" yang disiapkannya, justru GJLS-lah racikan itu sendiri dalam film ini."Saya ini fansnya mereka (GJLS),saat dapat kesempatan untuk menjadi sutradara mereka, ini harus jadi film GJLS yang ada Monty bukan sebaliknya. Karena saya ngewakilin fans-fansnya mereka, untuk apa yang unik dari GJLS yang harus hadir di filmnya," jelas Monty.

Dalam kesempatan sama, Ananta Rispo mengatakan film ini menghadirkan genre baru yakni scientific comedy sebuah genre komedi baru yang baru saja mereka temukan.

“Berkomedilah seperti science. Jadi ini salah satu film komedi berbasis science karena ada beberapa yang merupakan komedi pasti seperti ilmu pasti, orang-orang juga pasti ketawa ini," ujarnya sambil tertawa.

Mewakili deretan para pemain GJLS, Luna Maya mengatakan keseruan terlibat main di film GJLS: Ibuku Ibu-ibu. Katanya, berbeda dari film komedi lain, pada proyek ini ia banyak melihat improvisasi.

"Mereka kayaknya jarang main film ya, jadi script itu hanya sekedar (naskah) jadi banyak spontanitas yang membuat saya ketawa,”ucap Luna Maya.

Luna Maya juga menghadapi tantangan lain bahwa dirinya sulit serius syuting bersama trio GJLS."Tantangan nggak bisa serius selalu ketawa. Tidak pakem dengan script, selalu kemana mana berkembang," jelas istri Maxime Bouttier ini.

Menurut Executive Producer, Indra Yudhistira, mengungkapkan bahwa pihaknya memang sengaja membuat posternya secara blur di poster itu mewakili sesuatu yang tidak jelas alias absurd, sebagai ciri khas dari komedi GJLS.

"Film ini memang tidak menawarkan kesempurnaan karakter, tapi kekacauan yang penuh kasih sayang namun enggak ketinggalan yang pasti menghibur dan bikin ketawa," katanya.

Sementara itu, film ini menggambarkan dinamika tiga bersaudara, Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir, yang sama-sama absurd, egois, dan tidak bisa diandalkan, tapi bisa jadi kompak demi misi mulia: menggagalkan pernikahan sang ayah. 

Selain trio GJLS yang terdiri dari Hifdzi Khoir, Rigen Rakelna dan Ananta Rispo, film ini akan dimeriahkan dengan bintang lain. Para pemain tersebut ada Bucek Depp, Luna Maya, Maxime Bouttier, serta Nadya Arina. Penasaran seperti apa filmnya? Harap bersabar karena film ini baru akan tayang pada 12 Juni 2025.

Editor : Hasiholan Siahaan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network