Azuhri Ar-Rauf menekankan pentingnya keterlibatan aktif pemuda dalam menjaga jalannya reformasi. “Reformasi adalah maraton sejarah. Ini saatnya generasi muda berdiri di garis depan, tidak hanya sebagai pengamat, tapi sebagai penentu arah bangsa,” ujarnya.
Senada dengan itu, Deodatus Sunda menegaskan bahwa kebangkitan nasional harus diwujudkan melalui tindakan konkret. “Demokrasi yang partisipatif butuh keberanian moral. Kebangkitan nasional tidak cukup sebatas simbol, tapi harus nyata dalam keberpihakan pada keadilan dan kebenaran,” ujarnya.
Diskusi juga menyinggung visi besar Indonesia Emas 2045. Seluruh peserta menyepakati bahwa tujuan tersebut hanya dapat tercapai bila demokrasi dibangun di atas nilai-nilai keadilan, keterbukaan, dan inklusivitas.
Sebagai penanggung jawab kegiatan sekaligus moderator, Amiruddin Emon menyampaikan bahwa forum ini menjadi bagian dari ikhtiar membangun kesadaran bersama di kalangan pemuda. “Kami ingin menegaskan bahwa demokrasi bukan milik eksklusif elit politik, tapi ruang bersama yang harus dijaga oleh seluruh elemen bangsa, terutama mahasiswa,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, GMPD Jakarta meneguhkan komitmennya untuk terus memperluas gerakan moral mahasiswa serta memperkuat sinergi antar organisasi dalam merespons dinamika demokrasi Indonesia menuju 2045.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait