Anna mengungkap, pandemi lalu sempat berdampak berat bagi para pelaku usaha wastra & UKM.
"Serta para pengrajin wastra tradisional begitu berat karena menurun drastis daya beli yang mengakibatkan menurunya produksi," paparnya.
"Karena lebih dari dua tahun tidak ada kegiatan event pameran yang sebelum Covid-19 marak di berbagai daerah, sampai pameran ke berbagai mancanegara. Di mana, para duta besar perwakilan Indonesia membantu memberikan fasilitas serta peluang unt perdagangan ekspor untuk produk-produk kearifan lokal indonesia. Juga mendorong promosi budaya dan perdagangan ekspor berbagai produk UMKM Indonesia berhenti total. Akses pasar juga tertutup.
"Pandemi Covid-19 membuat mereka terhenti dan terpuruk karena demand dan daya beli sangat menurun drastis hingga 90 persen lebih dan sulit,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Anna, pentingnya dukungan dari pemerintah. Khususnya kementerian terkait, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian UMKM.
Harapannya dapat terus mendorong pemulihan ekonomi. Juga mendorong terciptanya pangsa pasar yang lebih besar, luas, dan lebih baik. Khususnya pada sektor ini.
"Banyak pelaku UKM, terutama kerajinan wastra seperti batik, tenun ikat dan songket tradisional, semua membutuhkan dorongan agar bisa kembali eksis di pasar domestik. Sekaligus bertransformasi menembus pasar ekspor global atau mancanegara. Agar dapat terus membantu memulihkan pasar dan daya beli," paparnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait