JAKARTA, iNewstangsel.id - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Jazilul Fawaid, mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap Dewi Astutik alias PA (43), buronan Interpol yang diduga menjadi otak penyelundupan sabu seberat dua ton atau senilai Rp 5 triliun. Jazilul menekankan pentingnya tindakan cepat dan efektif dari aparat penegak hukum dalam kasus besar ini.
"Saya harap langkah cepat aparat untuk segera memburu dan membekuknya," ujar Jazilul kepada wartawan, Minggu (1/6/2025).
Jazilul menyinggung adanya anggapan bahwa jaringan narkoba seringkali selangkah lebih cerdik dari aparat, didukung oleh jaringan luas dan sumber dana yang besar.
"Ada yang bilang sindikat narkoba selangkah lebih cerdik dari antisipasi aparat kita. Sebab mereka punya jaringan dan dukungan dana yang kuat," tambahnya.
Lebih lanjut, Jazilul menyoroti fenomena Warga Negara Indonesia (WNI) yang kerap dimanfaatkan sebagai alat kejahatan oleh sindikat narkoba internasional.
"Sudah lazim WNI dijadikan alat oleh sindikat narkoba, baik berkedok sebagai ART atau lainnya maka pengawasannya perlu ditingkatkan," ucapnya, menyerukan peningkatan pengawasan terhadap WNI di luar negeri.
Terungkapnya identitas Dewi Astutik, yang berasal dari Dusun Sumber Agung, Ponorogo, Jawa Timur, sebagai buronan Interpol dan BNN, mengejutkan warga setempat. Kepala Dusun Dukuh Sumber Agung, Gunawan, memastikan bahwa Dewi Astutik bukanlah warga asli dusunnya, meskipun memiliki keterkaitan alamat dengan wilayah Balong.
Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Happy Reza Dipayuda, mengungkapkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan BNN dalam mengusut kasus ini. Happy menjelaskan bahwa Dewi Astutik diduga menggunakan modus mengaku sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk menyamarkan aktivitasnya sebagai bagian dari jaringan narkoba internasional.
Editor : Aris
Artikel Terkait