Dia memaparkan, nantinya inovasi ini memungkinkan obat dilepaskan secara perlahan dalam tubuh selama 8 jam hingga 24 jam, memberikan efektivitas pengobatan yang lebih baik dibandingkan kapsul konvensional yang hanya bertahan 4 jam. Ini untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan kenyamanan pasien.
“Sehingga kapsul ini bisa bermanfaat menegurangi frekuensi konsumsi obat. Jadi, cocok untuk pasien yang sulit patuh pada jadwal pengobatan.
Selain itu juga bisa menjaga kestabilan kadar obat dalam tubuh dan lebih nyaman untuk pasien lansia. Karena tidak perlu minum obat berkali-kali dalam sehari,” ungkapnya.
Menurut dia, penyakit tidsk melunar, khususnya jantung, menjadi penyebab kematian utama di dunia. Salah satu tantangan terbesar adalah kepatuhan pasien minum obat. Banyak pasien gagal menjalani terapi karena harus mengonsumsi obat berkali-kali dalam sehari.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait