Monash University Indonesia Perkuat Kolaborasi Pendidikan, Riset dan Teknologi Kesehatan di BSD City
BSD City, iNewsTangsel.id - Monash University Indonesia bersama sejumlah mitra strategis memperkuat kolaborasi riset di bidang pendidikan dan kesehatan melalui program Monash Velos Accelerator. Program ini resmi diluncurkan dalam acara bertajuk “Innovation Across Borders” yang digelar di Green Office Park 9, BSD City.
Velos Accelerator merupakan platform yang menjembatani peneliti, klinisi, startup, investor, dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan solusi inovatif di sektor kesehatan. Program ini berfokus pada kolaborasi riset, pengembangan teknologi medis, serta komersialisasi hasil inovasi.
“Monash Velos Accelerator menjadi ruang kolaborasi lintas disiplin yang dirancang untuk menghadirkan dampak nyata melalui riset dan inovasi,” ujar Prof. Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President Monash University Indonesia, Minggu (3/8/2025). Ia menambahkan, kerja sama dengan institusi dan sektor swasta di Indonesia penting untuk membangun ekosistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan.
Program Monash Velos Accelerator menghadirkan sesi pemaparan dan diskusi panel yang melibatkan sejumlah pakar kesehatan, pendiri startup, dan peneliti terkemuka. Tiga pembicara utama dalam sesi materi adalah:
- Prof. Stephen Nicholls (Direktur Monash Velos Accelerator dan Victorian Heart Institute, Monash University) dengan topik “Enabling Innovations Across Borders”.
- Abraham Auzan (Direktur Eksekutif Rabu Biru Foundation, alumni Monash University) dengan paparan “Innovation Success Across Borders”.
- Agustine Gunawan (Senior VP Alodokter, alumni Monash University) yang membahas “Health Tech Ventures: Challenges and Opportunities”.
Diskusi panel juga menghadirkan narasumber seperti Prof. Derek Chew (Victorian Heart Hospital), Robby Hertanto (CEO Increase Laboratorium), Charlie Hartono (AVPN Indonesia), Mulyawan Gani (Sinar Mas Land), dan Adithia Kwee (Kaiser Clinic).
Topik yang dibahas mencakup tantangan dan peluang health tech di Indonesia, tren inovasi penyakit kardiovaskular di Asia Pasifik, hingga potensi kemitraan antara startup dan lembaga riset global dalam lima tahun ke depan.
Acara ini diikuti sekitar 100 peserta dari kalangan peneliti, tenaga kesehatan, pelaku startup, hingga perusahaan inovasi. Sejumlah pakar turut hadir, termasuk Prof. Stephen Nicholls dari Monash University Australia, yang membawakan topik “Enabling Innovations Across Borders.”
Kolaborasi ini juga melibatkan institusi global seperti Victorian Heart Institute dan Victorian Heart Hospital, dengan fokus utama pada riset penyakit kardiovaskular, metabolik, ginjal, dan diabetes.
Dari sisi mitra lokal, Irawan Harahap, CEO Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land, menyatakan bahwa pembangunan ekosistem inovasi berbasis teknologi dan kesehatan sangat krusial untuk kemajuan masyarakat. “Kolaborasi ini menjadi bagian dari penguatan ekosistem digital dan riset yang kami dorong sejak 2016 melalui pengembangan Digital Hub di BSD City,” ujarnya.
Rangkaian acara juga menghadirkan diskusi panel seputar tren health tech, tantangan inovasi layanan kesehatan di Indonesia, dan prospek kolaborasi antara startup dengan institusi riset global. Beberapa pembicara dalam panel di antaranya adalah Robby Hertanto (CEO Increase Laboratorium), Charlie Hartono (AVPN), dan Adithia Kwee (Kaiser Clinic).
Program Velos Accelerator diharapkan menjadi katalis dalam menghubungkan hasil riset dengan kebutuhan industri, serta mempercepat transformasi sistem layanan kesehatan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait