JAKARTA, iNewstangsel - Ancaman siber di Indonesia kian mengkhawatirkan dengan lonjakan serangan ransomware, malware, dan kebocoran data yang mengancam stabilitas bisnis. Menanggapi krisis ini, sebuah kemitraan strategis hadir dengan solusi keamanan siber inovatif untuk melindungi industri nasional.
Berdasarkan laporan GMI Research, pasar keamanan siber Indonesia tumbuh 28% per tahun dan diprediksi mencapai USD 6,5 miliar pada 2032, Lonjakan ini dipicu oleh serangan siber yang semakin canggih dan kebutuhan solusi proteksi mendesak.
"Perusahaan di Indonesia menghadapi tekanan besar akibat ancaman siber, regulasi kompleks, dan anggaran TI terbatas," ungkap Lie Heng, Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), dalam keterangannya, Sabtu (16/8/2025).
Kolaborasi SMI dengan Sangfor Technologies diharapkan menjadi jawaban atas tantangan ini. Kemitraan SMI-Sangfor menghadirkan solusi end-to-end mulai dari Next-generation Firewall hingga keamanan berbasis AI. "Kami memastikan perlindungan maksimal tanpa membebani biaya operasional," tambah Lie Heng.
Menghadapi ancaman siber, PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), distributor teknologi terkemuka kolaborasi dengan Sangfor Technologies, pemimpin global solusi keamanan siber dan cloud computing.
Selain ancaman siber, biaya virtualisasi tradisional menjadi beban besar bagi perusahaan. Solusi Hyper-Converged Infrastructure (HCI) Sangfor mampu memangkas biaya infrastruktur hingga 70% sekaligus meningkatkan keamanan.
Empat sektor prioritas kemitraan ini adalah pemerintahan, ritel, keuangan, dan manufaktur. Masing-masing menghadapi tantangan unik seperti kedaulatan data hingga perlindungan kekayaan intelektual di era digital.
"Ini bukan sekadar kerja sama distribusi, tapi misi membangun ekosistem siber Indonesia yang lebih tangguh," tegas Grayson Xia dari Sangfor Technologies. Teknologi mereka menggabungkan AI-driven security dan cloud computing untuk perlindungan real-time.
Acara peluncuran pada 12 Agustus 2025 menampilkan studi kasus keberhasilan solusi Sangfor di berbagai industri. Kemitraan ini tidak hanya mengamankan data, tetapi juga mendorong akselerasi digitalisasi Indonesia secara berkelanjutan.
Editor : Aris
Artikel Terkait