TANGERANG, iNewsTangsel.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan, setelah adanya korban keracunan di berbagai daerah. Kondisi ini memicu kekhawatiran luas di kalangan orang tua dan pelajar di Kabupaten Tangerang. Kini, banyak siswa lebih berhati-hati sebelum mengonsumsi MBG. Bahkan, sebagian siswa tidak mau menghabiskan karena takut mengalami hal serupa.
Seorang siswa dari salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Kabupaten Tangerang, Aulia mengatakan, kerap ragu saat menerima jatah makanan dari program tersebut. Hampir setahun mendapat MBG dari sekolah, ia terbiasa mengecek terlebih dahulu menu yang diberikan.
“Kadang saya makan kadang tidak. Karena beberapa kali, saya dapat sayurnya sudah bau. Jadi jarang dimakan, takut juga keracunan,” katanya, Jumat (26/9/2025).
Dia mengaku, walau dapat MBG dari sekolah, ia sudah terbiasa membawa bekal dari rumah. Selain itu, guru juga menyarankan para murid membawa wadah kosong untuk jatah MBG yang tidak dimakan di sekolah.
“Kami dapat MBG saat jam istirahat pertama. Di kelas, satu murid bisa ambil 2-3 jatah MBG. Mereka makan punya teman-teman yang tidak di makan. Kalau jatah di kelas masih ada, kami antar ke ruang operator,” terang siswa kelas 7 ini.
Hal senada diungkapkan Resya Mahesa, menu MBG sering tidak ada rasa, meski sesekali juga mendapatkan hidangan yang enak, seperti ayam goreng tepung. Tapi ada beberapa yang enak juga, seperti burger dan spageti.
“Pernah, selama seminggu menunya telur dengan berbagai bentuk, mulai dari telur semur. dadar hingga fuyunghai dengan sayur. Tapi kalau sudah dingin, sayurnya kadang bau, jadi tidak dimakan. Karena telurnya juga ikutan bau. Kalau sudah begini, sekolah harus cari vendor lagi,” ungkapnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Koordinator SPPG Kabupaten Tangerang, Priyo, meminta siswa maupun sekolah segera melapor jika menemukan menu yang tidak layak konsumsi. Karena setiap menu seharusnya melalui proses standar, termasuk penyimpanan sampel untuk keperluan uji laboratorium bila terjadi dugaan keracunan.
“Setiap hari sampel makanan selalu kami simpan. Jika ada laporan keracunan, bisa segera dilakukan uji untuk memastikan penyebabnya,” terangnya.
Editor : Elva Setyaningrum
Artikel Terkait
