Aksi Menteri LHK Hanif 'Segel' Kawasan Puncak Disorot DPR: Ganggu Iklim Investasi dan Gelombang PHK

Aries Dannu
Anggota DPR RI Mulyadi, kesal dengan kebijakan Menteri LHK segel kawasan puncak karena dianggap merusak iklim investasi.

JAKARTA, iNewsTangsel - Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, dikenal sebagai surga wisata dengan keindahan alamnya yang memukau sejak era 1970-an. Destinasi ikonik ini menarik jutaan wisatawan nusantara dan mancanegara, dari kebun teh Gunung Mas hingga Taman Safari Indonesia di Cisarua.

Puncak bukan sekadar spot liburan alam, tapi pusat glamping, hotel mewah, restoran, dan objek wisata yang terus berkembang pesat. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung ekonomi ribuan warga setempat, hingga aksi penyegelan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengguncang fondasinya.

Aksi "main segel" Menteri LHK Hanif Faisol Nurofiq terhadap puluhan objek wisata diduga karena pelanggaran lingkungan, tapi memicu gelombang PHK massal. Data Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS) mencatat setidaknya 2.300 karyawan dirumahkan, meninggalkan keluarga dalam ketidakpastian ekonomi.

Anggota DPR RI dari Dapil Kabupaten Bogor, Mulyadi, meledakkan kemarahannya atas kebijakan ini yang dianggap merusak iklim investasi. "Saya sangat geram dan marah terhadap Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, tindakannya di Kawasan Puncak telah mengganggu iklim wisata, investasi dan berakibat dirumahkannya ribuan pegawai akibat tempat kerjanya berhenti operasi," tegas Mulyadi kepada wartawan, Jumat (3/10/2025).

Sebagai Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Mulyadi menyoroti efek domino yang luas dari penyegelan ini. "Efek dominonya tidak hanya jumlah kunjungan wisatawan di Kawasan Puncak yang menurun, tetapi juga mengurangi Pendapatan Asli Daerah (PAD), menambah jumlah pengangguran, tapi juga kalau terlalu dibiarkan bisa menurunkan angka rata-rata lama sekolah dan meningkatkan angka kejahatan," terangnya.

Kunjungan kerja Menteri Hanif ke Puncak justru diwarnai protes warga yang mengadang iring-iringannya di Simpang Pasir Angin Gadog. Ketua AMBS, Muhsin, kecewa karena dialog dibatalkan mendadak, "Ini sangat mengecewakan, kami sudah siap menyampaikan keluhan PHK ratusan karyawan, tapi Pak Menteri malah langsung pergi setelah tanam pohon simbolis."

Mulyadi berjanji tak tinggal diam, rencanakan reses mendesak untuk serap aspirasi masyarakat wisata Puncak. "Tujuan saya reses di Kawasan Puncak tentunya belanja permasalahan, menampung dan memperjuangkan aspirasi masyarakat Puncak," tegasnya.

Editor : Aris

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network