JAKARTA, iNewsTangsel - Ajang bergengsi AiDEA Weeks 2025 (AiW) resmi dibuka sebagai forum publik yang bertujuan menjembatani kesenjangan pemahaman antara teknologi kecerdasan buatan (AI) dan masyarakat luas. Mengusung tema "Embracing The New Age of AI", forum ini mengajak publik untuk berdialog dan beradaptasi terhadap perubahan besar yang dibawa AI di berbagai sektor kehidupan.
Pada pekan pertama penyelenggaraan, AiDEA Weeks menghadirkan tiga sesi diskusi utama yang membedah dampak AI terhadap masa depan pekerjaan, industri kreatif, serta peningkatan produktivitas manusia. Setiap sesi berhasil mempertemukan para ahli, praktisi, dan pelaku industri untuk berbagi pandangan dan pengalaman nyata dalam memanfaatkan AI secara bertanggung jawab.
Masa Depan Pekerjaan dan Monetisasi di Era AI
Kemunculan AI menimbulkan reaksi yang terbelah dua, antara optimisme terhadap efisiensi dan kekhawatiran akan tergantikannya pekerjaan manusia. Namun, para pembicara menegaskan bahwa teknologi ini justru membuka banyak peluang kerja dan sumber penghasilan baru.
Pandu Truhandito, Founder Madya.id, dan William Jakfar, Founder BelajarGPT, menyoroti pentingnya penguasaan keterampilan baru seperti prompt engineering. Keterampilan ini penting sebagai strategi memberi konteks dan arahan pada sistem AI agar hasil yang dihasilkan tetap relevan dan berkualitas tinggi.
“Jangan hanya jadi pengguna AI biasa, harus ngerti problemnya yang bisa menghasilkan multiplay effect," ujar Pandu Truhandito, dalam forum diskusi tersebut yang digelar di Galeri Nasional Indonesia, di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Ia menekankan bahwa tenaga kerja harus mampu mengimbangi AI agar hasilnya terlihat nyata dan bernilai ekonomi baru.
Dampak AI Terhadap Produksi Kreatif
Perkembangan AI secara drastis mengubah lanskap industri kreatif, menjanjikan efisiensi dan kecepatan luar biasa dalam proses produksi konten. Meskipun demikian, penggunaan AI memunculkan pertanyaan baru mengenai orisinalitas karya dan nilai artistik yang dihasilkan.
Mengutip laporan Adobe Future of Creativity (2023), 45% kreator digital masih khawatir kehilangan sentuhan personal dalam karya, meskipun 60% mengaku AI membantu mempercepat ideasi. Dalam sesi ini, Sr Art Director Dentsu Creative Kevin Mahesa berbagi pandangannya terkait peran AI dalam proses produksi konten kreatif.
Kevin menjelaskan, “Ketika membuat storytelling, kita bisa memanfaatkan dukungan AI, seperti membawa ide atau data ke ChatGPT untuk memastikan fakta sebelum menyusun sebuah kampanye,".
Sementara itu, CEO dan Founder of Imajik Brilian Fairiandi menekankan bahwa taste dan ilmu pengetahuan tetaplah krusial, sebab hasil AI tidak mungkin sekali jadi dan perlu being control oleh pengguna.
AI untuk Produktivitas dan Pertumbuhan Bisnis
Dalam dunia kerja modern yang dituntut serba cepat, AI telah menjadi solusi efektif untuk menyederhanakan alur kerja, meningkatkan produktivitas, dan membantu pengambilan keputusan strategis. Sesi ini menggali praktik terbaik dari berbagai organisasi yang telah berhasil memanfaatkan AI untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.
Buchara Runyandra, Content & Campaign Specialist Ogilvy, menegaskan bahwa tantangan terbesar bukanlah soal teknologi, melainkan bagaimana menggunakannya tanpa kehilangan sisi kemanusiaan. “AI bisa memperkuat logika, tapi nggak akan pernah bisa dapetin humanity dari manusia sendiri," ujar Buchara, menegaskan bahwa perasaan manusia tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin.
Editor : Aris
Artikel Terkait
