JAKARTA, iNewsTangsel.id - Memasuki 2026, dinamika ekonomi Indonesia diperkirakan bergerak di tengah lanskap global yang penuh ketidakpastian. Eskalasi geopolitik, meningkatnya proteksionisme, serta volatilitas harga energi dan pangan menempatkan tekanan tambahan pada biaya produksi nasional.
Dalam kondisi seperti ini, menjaga pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen menuntut lebih dari sekadar dorongan fiskal, tetapi juga konsistensi kebijakan moneter dan eksekusi anggaran yang berkualitas. Sektor manufaktur pun ikut menghadapi persaingan global yang makin ketat, sehingga dunia usaha dituntut semakin presisi dalam membaca tren, berhati-hati dalam ekspansi, serta mengandalkan pengambilan keputusan berbasis data.
Perspektif tersebut disampaikan Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF, Dr. M. Rizal Taufikurahman, dalam sesi keynote Indonesia Business Leadership Forum yang digelar Kubik Leadership di Jakarta. "Tahun 2026 bukan hanya menghadirkan tekanan, tetapi juga menyediakan momentum strategis bagi perusahaan yang dapat bergerak cepat, adaptif, dan responsif terhadap perubahan", tegas Rizal. Ketajaman analisis dan kemampuan mengelola risiko menjadi modal penting untuk menjaga profitabilitas sekaligus mempertahankan daya saing jangka panjang, ujarnya.
Forum yang dihadiri puluhan komisaris dan direktur ini kemudian berlanjut dengan sesi best practice sharing dari PT Astra International Tbk. Chief of Corporate Human Capital Development Astra, Dr. Ir. Aloysius Budi Santoso, memaparkan bahwa isu strategis dalam pengelolaan human capital saat ini berfokus pada organisasi, people, dan culture. Astra menjawab tantangan ini melalui Astra People Strategy, strategi yang menekankan pentingnya membangun organisasi yang agile, meningkatkan kualitas talenta, serta memperkuat budaya perusahaan sebagai fondasi transformasi.
"Langkah Astra menciptakan organisasi yang lincah dilakukan melalui dua jalur: organizational agility initiatives dan expert track initiatives. Sementara itu, pengembangan talenta dilakukan lewat program Astra Future Leaders, yang dirancang untuk menyiapkan pemimpin masa depan perusahaan", tutur Aloysius. Penguatan budaya perusahaan yang berakar pada Catur Dharma turut menjadi elemen penting agar transformasi berjalan berkelanjutan, ujarnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
