JAKARTA, iNewsTangsel.id - Program kepemimpinan pemuda Saladin Mission Leadership Program kembali dibuka Adara Relief International setelah sebelumnya pertama kali dijalankan pada 2021. Program ini mendorong pemuda Indonesia untuk memiliki kerangka pikir strategis dan kontribusi nyata dalam isu kemanusiaan Palestina, mulai dari bidang komunikasi publik hingga riset.
Project Leader Saladin Mission, Fathimah, menyatakan bahwa pemuda memiliki peran signifikan dalam gerakan advokasi. “Jumlah pemuda hari ini mencapai sepertiga populasi Indonesia. Sayang jika energi itu tidak diwujudkan dalam langkah konkret. Pemuda adalah agen perubahan, dan potensi itu harus dimaksimalkan,” ujarnya, Senin (1/12/2025).
Peluncuran Saladin Mission angkatan kedua tersebut berlangsung dalam forum bertajuk “Roots of Resilience: A Comprehensive Perspective of Palestinian Steadiness” di Perpustakaan Nasional RI. Forum ini menjadi langkah awal bagi peserta untuk memahami akar ketahanan rakyat Palestina sebelum mengikuti rangkaian program kepemimpinan.
Narasumber asal Palestina, Dr. Sharif Amin Abu Shammala, menekankan bahwa penyelesaian konflik membutuhkan upaya internasional yang lebih tegas.
“Solusi paling efektif adalah mengakhiri penjajahan dan membebaskan Palestina. Perkara ini dimulai jauh sebelum 1948,” ungkap Mantan Direktur Jenderal Pusat Sejarah dan Dokumentasi Palestina itu.
Forum juga menghadirkan panel diskusi dengan pakar dari berbagai bidang. Pengamat Timur Tengah, Prof. Yon Machmudi, menjelaskan bahwa upaya penghapusan identitas dan budaya Palestina berdampak langsung pada ketahanan sosial dan psikologis masyarakat. “Pemahaman terhadap dinamika ini penting agar dunia terus menuntut pemulihan hak rakyat Palestina,” ujarnya.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
