Keamanan terapi menjadi salah satu poin penting dalam studi ini. Sebanyak 97% pasien diabetes tipe 2 tidak mengalami hipoglikemia sepanjang pemantauan, dan tidak ada satu pun pasien diabetes tipe 1 yang mengalaminya. Peneliti juga tidak menemukan kasus hipoglikemia berat.
Menurut Dr. Hendra, temuan ini dapat membantu mengurangi kekhawatiran pasien yang sering menunda penggunaan insulin karena takut gula darah turun drastis.
Dr. Hendra menambahkan bahwa IDegAsp telah menjadi bagian dari layanan yang ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 2021. Karena itu, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan penting untuk mempertahankan serta memperluas akses terapi bagi pasien diabetes.
Jika manfaat klinis ini diterapkan secara lebih luas, kata dia, potensi penghematan biaya jangka panjang akibat menurunnya komplikasi diabetes juga bisa dirasakan oleh sistem kesehatan nasional.
Penelitian juga mencatat adanya kenaikan berat badan ringan pada sebagian pasien—kondisi yang dinilai wajar ketika gula darah kembali stabil. Perubahan dosis insulin dilakukan secara bertahap dan dipantau ketat, termasuk melalui komunikasi rutin antara pasien dan dokter.
Dengan jumlah pasien diabetes di Indonesia yang terus meningkat, hadirnya bukti nyata bahwa IDegAsp efektif dan aman menjadi kabar baik bagi upaya pengendalian penyakit kronis ini.
Editor : Hasiholan Siahaan
Artikel Terkait
