JAKARTA, iNewsTangsel - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) melabeli Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ‘alumnus paling memalukan’. Diketahui, Jokowi merupakan lulusan Fakultas Kehutanan UGM.
Mendapat label tersebut, Jokowi pun meresponsnya dengan santai. Kepala Negara mengaku tidak mempermasalahkan pernyataan dari BEM UGM.
Menurutnya hal itu bagian dari demokrasi, namun demikian Jokowi memberi pesan bahwa ada hal yang harus diperhatikan ketika menyampaikan kritik.
“Ya itu proses demokrasi boleh-boleh saja, tetapi perlu saya mengingatkan bahwa kita memiliki etika sopan santun ketimuran. Namun saya ya biasa saja,” kata Jokowi usai melakukan peresmian Stasiun Pompa Ancol Sentiong, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (11/12/2023).
Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menilai kritikan sebagai hal yang wajar di dalam negara demokrasi.
“Dalam negara demokrasi, yang namanya kritik, yang namanya pujian dan kepercayaan terhadap penyelenggara negara adalah hal yang wajar,” katanya kepada wartawan, Sabtu (9/12/2023).
Ari mengatakan, bahwa penilaian terhadap kinerja selalu ada pihak yang puas dan tidak puas. Oleh sebab itu, dia menyarankan agar masyarakat turut melihat survei terkait kepuasan terhadap kinerja Jokowi.
“Dalam menilai kinerja pemerintah, juga ada yang tidak puas, dan ada yang puas atau bahkan ada yang sangat puas. Coba cek saja penilaian lembaga-lembaga survei terhadap kinerja Presiden. Juga bisa cek aktivitas Presiden yang lebih sering turun ke lapangan, mendengarkan suara masyarakat,” bebernya.
Adapun pernyataan BEM KM UGM itu disampaikan saat mereka menggelar diskusi publik dan mimbar bebas di utara Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023).
Alasan penyematan ‘alumnus paling memalukan UGM’ kepada Presiden Jokowi merupakan wujud kekecewaan selama dua periode kepemimpinannya masih terdapat banyak permasalahan fundamental yang masih belum terselesaikan.
Editor : Hasiholan Siahaan