JAKARTA, iNewsTangsel.id - Alat pendingin udara (AC) semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Di iklim tropis, terutama di area perkotaan, kenyamanan udara sejuk dalam hunian sangat diinginkan. Namun, memilih AC yang hemat energi bukanlah hal yang sepele, terutama karena penggunaan jangka panjang dapat berdampak pada tagihan listrik bulanan.
Setidaknya ada lima hal yang patut diperhatikan sebelum memutuskan membeli atau mengganti AC.
1. Sesuaikan kapasitas AC dengan luas ruang penempatan
AC punya kapasitas pendinginan yang dikenal dengan sebutan PK atau paardenkracht. Kapasitas pendinginan ini mesti disesuaikan dengan luas ruang penempatan. Terlalu kecil, bakal buat AC kerja ekstra untuk mendapatkan suhu yang diinginkan. Sementara jika PK terlalu besar, selain ruangan terasa terlalu dingin, kapasitas pendinginan besar ini akan membuat tagihan listrik lebih tinggi.
Cara menghitung PK agar sesuai dengan kebutuhan ruang, didapat dengan perhitungan luas ruang dikali dengan satuan panas British Thermal Unit (BTU) dan kemudian dibagi dengan 9,000 BTU. Besarnya satuan BTU ini, bergantung pada kecenderungan tingginya suhu ruang.
Semakin panas, semakin besar. Untuk suhu rata-rata misalnya, cukup kalikan dengan 600 BTU. Namun bila suhu ruang cenderung panas dari lingkungan sekitar, atau ada di lantai basement, tinggikan angkanya misalnya hingga 1,000 BTU.
Contoh sebuah kamar berukuran 3x4 meter persegi dengan suhu ruang rata-rata.
Perhitungannya menjadi (3x4x600) : 9000 = 0,8 yang berarti kamar tidur tersebut membutuhkan AC dengan kapasitas yang mendekatinya yaitu 0,75 atau ¾ PK. Sesuaikan perhitungan ini dengan perubahan luasan ruang dan suhu rata-ratanya.
Editor : Hasiholan Siahaan