Puluhan Karyawan Binatu di Tangerang, Memohon Agar Perusahaan Membayar Gaji Mereka Segera

TANGERANG, iNewsTangsel.id - Sebuah perusahaan Binatu Hotel PT Binatu Jaya Indonesia yang berlokasi di Jalan Ageng Tirtayasa no 20 Kunciran, Tangerang, telah mendemokan karyawan-karyawan karena terlambat membayar gaji selama beberapa bulan.
Sebelumnya, 12 karyawan yang belum menerima gaji melakukan mogok kerja, tetapi akhirnya dipecat oleh perusahaan. Salah satu karyawan yang menjadi korban mengatakan bahwa gaji mereka belum juga dibayarkan sampai saat ini, dan pihak manajemen terkesan menghindari tanggung jawab.
Mereka menyatakan bahwa pihak manajemen mengatakan gaji akan dibayarkan setelah ada pembayaran dari pelanggan, dan hal ini terus berulang ketika gaji mereka ditagih. Karena itu, mereka mewakili rekan-rekan mereka untuk menuntut agar perusahaan segera membayar gaji mereka.
"Selama saya jadi karyawan pembayaran gajinya sering telat gak tepat waktu. Kata manajemen custumer belum bayar, jadi nunggu custumer bayar dulu," tambah karyawan yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan bahwa dirinya dan 11 karyawan lainnya sudah diberhentikan dari PT Binatu Jaya Indonesia. Karena itu Adi bersama rekan karyawan memohon kepada perusahaan untuk melunasi gaji yang belum dibayarkan.
"Pada bulan Desember gaji baru dibayar setengahnya, dan untuk bulan Januari kami baru bekerja 15 hari, gajinya juga belum dibayar sampai sekarang. Karena itu kami berharap agar perusahaan bisa membayarnya," harap Adi.
Di samping itu, selain telat membayar gaji, ditemukan fakta bahwa perusahaan besar ini yang melayani klien hotel berbintang dan pabrik-pabrik besar di kawasan Jakarta Barat dan Tengerang ternyata selama ini menggunakan gas elpiji subsidi 3 kg untuk memproses pakaian di mesin-mesin mereka. Padahal gas elpiji subsidi 3 kg harusnya hanya diperuntukkan untuk rakyat miskin.
Berdasarkan pantauan wartawan memang terlihat gas elpiji 3 Kg dikirim menggunakan motor ke perusahaan laundry tersebut. Dan karyawannya pun membenarkannya.
"Bener di perusahaan laundry ini memakai gas elpiji 3kg, kami sebagai karyawan ngikut aja. Kalo ternyata itu melanggar saya gak tahu. Apalagi selama saya bekerja aman-aman aja," tutur seorang karyawan sambil mengoperasikan mesin cuci.
Sebenarnya sudah sekian lama praktik penggunaam gas elpiji 3 kilo di laundry hotel ini tercium oleh warga, namun warga mengaku selama ini tidak ada tindakan tegas dari aparat terkait.
"Saya belum melihat ada tindakan dari aparat, kelihatannya belum pernah di razia lancar aja," tutur warga yang tinggal tak jauh dari perusahaan binatu ini
Editor : Hasiholan Siahaan