SURIAH, iNewsTangsel.id - Pemimpin tertinggi militer AS di Timur Tengah, yang dikenal sebagai komando pusat (CENTCOM), diharapkan tiba di Israel hari Kamis ini (11/4/2024), untuk mengkoordinasikan pertahanan terhadap potensi serangan Iran, seperti yang dilaporkan oleh Axios.
Jenderal Erik Kurilla akan bertemu dengan pejabat senior militer Israel dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, demikian laporan tersebut.
Israel telah bersiap menghadapi serangan Iran sebagai respons terhadap serangan yang menimbulkan tuduhan atas pembunuhan Jenderal Pasukan Quds Iran Mohammad Reza Zahedi, dan komandan Garda Revolusi lainnya dalam serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Presiden AS Joe Biden menyatakan pada Rabu pagi bahwa ia telah memberikan komitmen "yang tidak bisa ditawar" kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membela Israel dari Iran.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menyatakan bahwa Amerika dan Zionis telah mengetahui bahwa Iran sedang merencanakan tanggapannya terhadap serangan pekan lalu terhadap misi konsuler Iran di Damaskus, menegaskan bahwa itu adalah hak alami Iran untuk membalas.
Nasrallah mengucapkan pernyataan ini dalam sebuah acara di Beirut selatan yang didedikasikan untuk mengenang Mohammadreza Zahedi, seorang jenderal senior Iran yang menjadi martir dalam serangan Zionis terhadap konsulat.
Menargetkan penasihat Iran di konsulat negara itu di Damaskus adalah tingkat agresi Zionis tertinggi terhadap Suriah dalam beberapa tahun terakhir, katanya, menambahkan bahwa serangan itu terjadi karena kekalahan Tel Aviv dalam perang melawan Suriah di mana rezim Zionis juga terlibat.
Nasrallah menekankan dua poin tentang serangan ini, dengan menyatakan bahwa itu adalah agresi pertama terhadap tanah Iran, dan poin kedua adalah tingkat serangan karena menargetkan Jenderal Zahedi yang merupakan kepala penasihat militer Iran di Suriah dan Lebanon.
Lebih lanjut, ia mencatat bahwa perjuangan ini tidak hanya bertujuan untuk membebaskan tempat-tempat keagamaan, tetapi juga berusaha untuk membebaskan umat dari proyek-proyek penjajahan dan penjarahan.
Editor : Hasiholan Siahaan