get app
inews
Aa Text
Read Next : PINTU Luncurkan Pintu Pro Futures, Fitur Perdagangan Derivatif Crypto di Indonesia

Total Transaksi Investor Crypto di Indonesia pada Tahun 2024, Tembus Rp211,1 Triliun

Rabu, 29 Mei 2024 | 10:58 WIB
header img
Mengutip data Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (BAPPEBTI) mencapai 20 juta investor crypto dengan total transaksi mencapai Rp211,1 triliun pada tahun 2024. (Dok Reuters)

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Investasi aset kripto di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat. Menurut data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), jumlah investor kripto telah mencapai 20 juta orang dengan total transaksi sebesar Rp211,1 triliun pada tahun 2024. Meskipun ada peningkatan signifikan, berbagai tantangan terkait edukasi dan regulasi masih dihadapi oleh semua pihak yang terlibat.

Untuk mengatasi tantangan ini, PT Pintu Kemana Saja (PINTU) bekerja sama dengan BAPPEBTI mengadakan diskusi dalam program Pop-In Podcast PINTU bertema “Langkah Bappebti Kembangkan Pasar Crypto Indonesia.” Diskusi ini menghadirkan Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) BAPPEBTI Tirta Karma Senjaya dan General Counsel PINTU Malikulkusno Utomo (Dimas).

Tirta Karma Senjaya mengatakan bahwa BAPPEBTI diberi mandat oleh pemerintah untuk mengatur aset kripto, yang mencakup berbagai aspek yang masih menjadi tantangan bagi industri. Tantangan utamanya adalah luasnya ruang lingkup investasi kripto dari hulu ke hilir, sehingga sulit untuk mengatur secara menyeluruh sambil tetap memberikan ruang untuk eksplorasi dan inovasi bagi industri serta mendukung ekosistemnya, dan juga memberikan keamanan serta kenyamanan investasi bagi para investor.

Tirta menambahkan, "Kami melihat tantangan ini sebagai tanggung jawab bersama, terutama pemerintah, untuk mengatur penggunaan blockchain. Kami yakin pengembangan lebih lanjut di sektor hulu akan memberikan keuntungan besar bagi Indonesia. Kami akan bekerja sama dengan pemerintah dan kementerian terkait untuk membangun industri kripto dari hulu ke hilir.", ujarnya,  Selasa (29/5/2024).

Malikulkusno Utomo (Dimas), General Counsel PINTU, menjelaskan tantangan yang dihadapi industri kripto di Indonesia dari sudut pandang pedagang, "Kami melihat ada dua tantangan utama. Pertama, seperti yang disampaikan oleh BAPPEBTI, terkait regulasi dari hulu hingga hilir. Investasi kripto bergerak sangat cepat dan dinamis dengan berbagai kasus penggunaan yang muncul setiap hari. Perdagangan spot hanyalah satu produk, sedangkan ada banyak produk lain seperti Decentralized Finance (DeFi), NFT, Web3, dan produk kripto lainnya yang menjadi tantangan bagi semua pihak."

Dimas menambahkan, "Tantangan kedua adalah edukasi di tengah meningkatnya jumlah investor dalam waktu singkat. Kami di PINTU berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan komunitas seperti webinar, roadshow ke berbagai kampus, dan memanfaatkan berbagai platform seperti Pintu Academy. Namun, kami melihat bahwa mencoba berinvestasi kripto langsung juga merupakan sarana edukasi. Hal ini tidak hanya mendorong penetrasi investor kripto di Indonesia tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan pembelajaran mandiri investor, memahami berbagai risiko dalam investasi kripto. Investor yang mencoba diharapkan secara bertahap melakukan riset untuk menentukan profil risiko dan alokasi dana yang tepat untuk diinvestasikan ke aset kripto."

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Coinvestasi terhadap 1.086 responden pada Desember 2023 hingga Januari 2024, yang dipublikasikan oleh Indonesia Crypto Network dengan judul "Latest Survey: 5 User Behaviors of Indonesian Crypto Investor," terungkap bahwa 53% masyarakat Indonesia mengalokasikan lebih dari Rp500 ribu untuk investasi kripto.

"Ditengah berbagai tantangan yang ada, transaksi investasi kripto di Indonesia pada kuartal I 2024 menunjukkan data yang menarik. Lima aset kripto yang mendominasi perdagangan di Indonesia adalah USDT, BTC, PEPE, SHIBA INU, dan DOGE. Terdapat pergeseran pilihan aset dibandingkan dengan kuartal IV 2023, di mana koin seperti RNDR dan SOLANA berada di lima besar aset yang diperdagangkan bersama dengan BTC dan ETH. Fenomena ini menjadi tantangan bagi kami untuk terus memberikan edukasi menyeluruh kepada investor kripto, menyiapkan ekosistem yang aman, dan mengimbau para pedagang kripto untuk menjaga stabilitas dan kualitas layanan," kata Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Bappebti.

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut