JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pigeon kembali menggebrak pasar dengan produk inovatif, New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP Wide Neck. Lebih dari sekadar botol susu biasa, produk ini hadir dengan solusi ganda: kenyamanan bayi yang sebanding dengan menyusui langsung dan bahan ramah lingkungan yang mendukung masa depan lebih hijau.
Menjadi ibu di era modern seringkali penuh tantangan, terutama dalam hal memenuhi kebutuhan bayi sembari menjalankan aktivitas sehari-hari. Pigeon mengerti betul tantangan ini dan menghadirkan inovasi yang memadukan teknologi dengan keberlanjutan, untuk memastikan ibu modern dapat memberikan yang terbaik bagi bayi mereka, tanpa harus mengorbankan kesehatan lingkungan.
Teknologi Canggih untuk Pengalaman Menyusui Lebih Nyaman Inovasi pada New SofTouch™ Nursing Bottle Biomass-PP bukan sekadar soal desain, tetapi didasarkan pada lebih dari 70 tahun riset tentang cara bayi menyusu secara alami. Dengan fitur dot silikon lembut yang menyerupai puting ibu, botol ini memungkinkan bayi merasa seolah menyusu langsung dari payudara. Ditambah Air Ventilation System (AVS) yang mencegah masuknya udara berlebih, bayi dapat menyusu tanpa risiko kembung—sebuah masalah yang sering terjadi pada botol susu konvensional.
“Produk ini diciptakan agar setiap bayi dapat merasakan kenyamanan maksimal saat menyusu, bahkan saat ibu tidak bisa memberikan ASI langsung. Kami juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan, sehingga bahan Biomass-PP dipilih untuk mengurangi jejak karbon produk ini,” kata Masataka Hongo, Managing Director Pigeon, Selasa (17/09/2024) di Plataran Hutan Kota Jakarta
Lebih dari Sekadar Botol Susu, Ini Tentang Masa Depan Bumi Yang membuat produk ini benar-benar spesial adalah penggunaan bahan Biomass-PP sebanyak 20%, menjadikannya botol susu pertama di Indonesia yang bersertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Bahan ini dihasilkan dari sumber terbarukan seperti minyak dari industri makanan, yang secara signifikan mengurangi penggunaan plastik berbasis fosil dan emisi karbon hingga 70%.
Editor : Hasiholan Siahaan