get app
inews
Aa Text
Read Next : Film "Bila Esok Ibu Tiada" Suguhkan Kisah Mengharukan Tentang Cinta dan Kehilangan

Pernikahan Arwah: Kisah Cinta Tragis dan Misteri Budaya Tionghoa Hadir dalam Horor Berkelas

Selasa, 08 Oktober 2024 | 21:31 WIB
header img
Tradisi pernikahan arwah, di mana orang mati “dinikahkan” untuk menghubungkan jiwa mereka di alam baka, menjadi inti dari konflik dalam film ini.

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Sebuah film horor baru bersiap menggetarkan layar bioskop Indonesia pada 2025 mendatang. "Pernikahan Arwah (The Butterfly House)" bukan sekadar kisah horor biasa; film ini mengemas misteri, romansa tragis, dan tradisi Tionghoa yang jarang diangkat, menjadikannya salah satu film horor paling dinanti tahun ini.

Disutradarai oleh Paul Agusta, film ini mengisahkan pasangan Salim (Morgan Oey) dan Tasya (Zulfa Maharani) yang hendak menikah. Namun, saat mereka melakukan sesi foto pre-wedding di rumah leluhur Salim, peristiwa aneh mulai terjadi. Misteri arwah leluhur Salim perlahan terkuak, menghubungkan masa lalu yang kelam dengan nasib hubungan mereka.

Dengan latar belakang tradisi pernikahan arwah dalam budaya Tionghoa, film ini menawarkan lebih dari sekadar jump-scare. Paul Agusta mengungkapkan bahwa film ini adalah eksplorasi mendalam tentang spiritualitas dan tradisi yang kerap tersembunyi di balik sejarah keluarga. “Ini bukan hanya tentang horor. Kami menggabungkan tradisi yang kaya dengan cerita cinta tragis, membuatnya menjadi pengalaman yang lebih emosional bagi penonton,” ujar Paul, Selasa (8/10/2024).

Yang membuat "Pernikahan Arwah" begitu memikat adalah penjelajahan mendalam pada ritual kuno Tionghoa yang jarang dibahas dalam perfilman Indonesia. Tradisi pernikahan arwah, di mana orang mati “dinikahkan” untuk menghubungkan jiwa mereka di alam baka, menjadi inti dari konflik dalam film ini. "Kami ingin memperkenalkan aspek budaya yang unik ini kepada penonton, namun dengan sentuhan horor yang menegangkan," jelas Aldo Swastia, penulis skenario.

Lokasi syuting di Lasem, kota kecil yang menyimpan sejarah panjang peranakan Tionghoa, menambah kesan otentik dan mistis film ini. Paul Agusta menyebutkan bahwa kota tersebut memainkan peran penting dalam membangun atmosfer suram dan penuh misteri.

Tak hanya elemen horor dan budaya, "Pernikahan Arwah" juga menyuguhkan lapisan emosional lewat kisah cinta yang tragis. Kisah cinta ini tak hanya menjadi latar belakang, tetapi justru menambah kedalaman cerita, membuat penonton merasakan ketegangan dan emosi yang campur aduk. "Ini adalah kombinasi antara rasa takut dan kehilangan, yang akan membuat penonton terpaku di kursi mereka," tambah Patricia Gunadi, Direktur Utama EMI.

Film ini dijadwalkan tayang pada 2025, dan Entelekey Media Indonesia akan secara berkala merilis informasi baru melalui media sosial mereka. Dengan perpaduan antara horor yang mencekam dan budaya yang autentik, "Pernikahan Arwah (The Butterfly House)" diprediksi akan menjadi salah satu film yang wajib ditonton di tahun mendatang, siap membawa penonton dalam pengalaman sinematik yang unik dan penuh kejutan.

Apakah Anda siap mengungkap misteri arwah dalam pernikahan yang tak pernah terwujud?

Editor : Hasiholan Siahaan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut