Jangan Sampai Salah Info! MIL, Inisiatif Kolaborasi Tingkatkan Kesadaran Kritis Masyarakat

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Sebagai respons terhadap dinamika kebijakan nasional dan perdebatan publik yang diwarnai keresahan masyarakat di media sosial (tercermin dalam tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu), Setiaudi and Partner Consulting bekerja sama dengan IJTI, MNC Trijaya Network, dan Dispusip Provinsi Jakarta meluncurkan program Media Informasi dan Literasi (MIL).
Mengusung tagline "Think, Verify, Share: Be Media Information Literate!", inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis publik dalam memahami dan menyikapi informasi serta kebijakan secara lebih berimbang.
Konferensi pers dan talkshow yang berlangsung di Hall Dewan Pers mengangkat isu krusial mengenai literasi media dalam membangun masyarakat yang lebih cerdas dan kritis. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hj. Himmatul Aliyah, menjadi salah satu narasumber yang menyoroti urgensi kemampuan literasi media bagi generasi muda di tengah banjir informasi.
Dia menyatakan, di tengah kompleksitas informasi saat ini, penting bagi kita semua, termasuk generasi muda, untuk memiliki kemampuan literasi media yang kuat agar dapat mencerna informasi secara cerdas dan berkontribusi positif bagi bangsa.
"Komisi X DPR RI mendukung penuh inisiatif seperti MIL yang mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pemahaman media yang baik," kata dia.
Lebih lanjut, ia meluruskan persepsi mengenai efisiensi anggaran pendidikan, yang seharusnya berfokus pada inovasi dan kreativitas dalam penggunaan anggaran, bukan sekadar pemangkasan.
Permasalahan rendahnya literasi di Indonesia juga menjadi perhatian serius anggota Komisi X DPR RI, Dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed. Ia menjelaskan bahwa literasi media diharapkan dapat membantu masyarakat memahami secara utuh isu-isu penting, termasuk efisiensi anggaran di sektor kesehatan dan pendidikan, sehingga dapat berkontribusi dalam mencari solusi konstruktif.
Gamal juga menyoroti kondisi mengkhawatirkan skor PISA Indonesia yang saat ini berada di titik terendah, menunjukkan adanya krisis literasi yang memerlukan waktu signifikan untuk pemulihan. "Artinya, saya ingin katakan kita punya krisis literasi hari ini. Semua indikator dunia menunjukkan hasil yang sama," tambahnya.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar