Garuda Indonesia: It's Now or Never

Tapi justru di titik nadir inilah kita mesti bertanya: apakah kita akan membiarkan Garuda jatuh, atau justru memilih untuk menjadi bangsa yang menyelamatkan lambang langitnya sendiri?
Ini bukan sekadar persoalan bisnis dan laporan keuangan. Ini tentang identitas nasional. Tentang keberanian untuk menolak menyerah. Tentang kesadaran kolektif bahwa Garuda adalah wajah Indonesia di angkasa, bukan hanya perusahaan milik negara.
Maka transformasi Garuda haruslah menyentuh yang paling dalam: People. Purpose. Pride. Orang-orang di dalamnya harus dibangun dengan integritas dan semangat baru—bahwa melayani di Garuda adalah ibadah kebangsaan.
Tujuan operasionalnya harus kembali ke ruh semula: bukan sekadar profit, tapi pelayan negara. Dan kebanggaan itu harus dikembalikan—agar setiap seragam dan lambang yang dikenakan menjadi kehormatan, bukan sekadar pekerjaan.
Langit hanya bisa menerima mereka yang jujur pada arah terbangnya. Tidak ada tempat bagi ego sektoral, permainan licik, dan kepentingan sempit. Garuda harus dipimpin oleh jiwa-jiwa negarawan yang tak silau pada laba sesaat, tetapi melihat jauh ke cakrawala bangsa.
Kita tidak butuh penyelamat yang berinvestasi di reruntuhan; kita butuh pemimpin yang percaya bahwa dari puing-puing pun bisa tumbuh kembali kemuliaan.
Editor : Hasiholan Siahaan